Ini Alasan Pakar Yakin Ledakan Pager di Lebanon Didalangi Mossad
Hide Ads

Ini Alasan Pakar Yakin Ledakan Pager di Lebanon Didalangi Mossad

Fino Yurio Kristo - detikInet
Senin, 23 Sep 2024 14:01 WIB
People donate blood for those who were injured by their exploded handheld pagers, at a Red Cross center, in the southern port city of Sidon, Lebanon, Tuesday, Sept. 17, 2024. (AP Photo/Mohammed Zaatari)
Para korban pager meledak di Lebanon. Foto: AP/Mohammad Zaatari
Jakarta -

Israel tidak membantah ataupun membenarkan berada di balik ledakan pager dan walkie talkie di Lebanon. Sementara itu, sumber-sumber dan para pakar meyakini dinas rahasia Mossad adalah pelakunya.

Media seperti New York Times dan CNN yakin bahwa Mossad pelakunya. New York Times melaporkan Mossad membuat jaringan perusahaan yang rumit di Eropa untuk membuat pager itu, menanamkannya dengan peledak, dan mengirimkannya ke Lebanon.

"CNN mempelajari bahwa ledakan itu merupakan hasil dari operasi bersama antara intelijen Israel, Mossad, dan militer Israel," sebut CNN yang dikutip detikINET, Senin (23/9/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Israel membantahnya. Itu yang selalu mereka lakukan dalam kasus semacam ini, untuk memberi mereka semacam ambiguitas tentang siapa yang berada di balik ini," cetus Daniel Lomas, spesialis di bidang intelijen di Universitas Nottingham, Inggris.

Namun, keterampilan teknis untuk melakukan serangan dalam skala itu cocok dengan Mossad. "Ini bukan pertama kali Israel memakai perangkat elektronik untuk membunuh. Tahun 1996, Israel menggunakan teknik sama untuk membunuh pembuat bom Hamas Yayah Ayyash. Perbedaannya kali ini adalah besarnya serangan," kata Ahron Bregman, ilmuwan politik Israel di King's College, London.

ADVERTISEMENT

Para ahli mengatakan mungkin ada kerja sama antara Mossad dan dalam skala yang lebih kecil, Unit 8200 milik tentara Israel. Badan-badan keamanan Israel kemungkinan tidak bekerja sendiri.

"Dengan hanya 2.000 karyawan, Mossad tak memiliki sumber daya untuk menyadap rantai pasokan dan merusak begitu banyak perangkat," cetus Clive Jones, pakar dari Universitas Durham yang dikutip detikINET dari France24.

Menurut Jones, operasi itu kemungkinan juga melibatkan intelijen militer Unit 504 yang bertanggung jawab terhadap operasi agen rahasia di negara tetangga. "Lebanon adalah target yang jelas di sini dan mungkin bekerja sama dengan Mossad, mereka mengerahkan agen yang bisa memahami jaringan distribusi," katanya.

"Melihat skala serangan ini, diperlukan keahlian lebih luas dari Israel Defence Forces, terutama unit Engineering Corps," tambahnya. Mungkin diperlukan koordinasi dari berbagai agen selama berbulan-bulan sebelum serangan itu dilancarkan.




(fyk/fay)