Internet Tak Beri Dampak ke Ekonomi Pariwisata di Daerah Tertinggal
Hide Ads

Internet Tak Beri Dampak ke Ekonomi Pariwisata di Daerah Tertinggal

Dita Aliccia Armadani - detikInet
Selasa, 17 Sep 2024 22:05 WIB
Warga membawa jariken berisi air bersih dengan perahu yang diambil dari sumur galian di Desa Tawabi, Kecamatan Bacan Barat, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara, Selasa (28/5/2024). Desa Tawabi yang dihuni sekitar 135 kepala keluarga (KK) dan berada di daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar) itu masih kesulitan mendapatkan air bersih sehingga mereka terpaksa harus menyebrang ke Pulau Wiring menggunakan perahu ketinting dengan menempuh jarak sekitar 500 meter untuk mengambil air dari sumur-sumur galian dekat bibir pantai guna kebutuhan sehari-hari. ANTARA FOTO/Andri Saputra/tom.
Suasana desa di Halmahera Utara (Foto: ANTARA FOTO/ANDRI SAPUTRA)
Jakarta -

Penetrasi pengguna internet di Indonesia terus mengalami peningkatan. Namun, 54,2% masyarakat di daerah tertinggal merasa tidak mendapat dampak signifikan pada sektor pariwisata.

Ini didapat dari hasil survei kolaborasi antara Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) dan Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kominfo tentang dampak terhadap ekonomi lokal serta pendapatan pelaku bisnis pariwisata.

"Di daerah pariwisata, pendidikan, kesehatan, itu (pengguna-red) masih sekitar 20%. Itu tidak, dalam tanda kutip ya, mengakui bahwa internet dapat memberikan dampak," ujar Sekretaris Umum APJII Zulfandy Syam, di Jakarta Selatan, Selasa (17/9/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Survei mengungkap sebanyak 54,2% responden di daerah tertinggal tidak melihat perubahan signifikan meskipun ada internet terhadap ekonomi lokal dan pendapatan pelaku bisnis pariwisata setempat. Bahkan 1,7% responden berpendapat adanya dampak negatif penggunaan internet dengan adanya penurunan kunjungan.

Sementara 18,3% mengungkap terjadinya peningkatan terhadap jumlah kunjungan wisatawan serta ekonomi lokal dan pendapatan pelaku bisnis pariwisata setempat, namun tidak signifikan. Sisanya, sebanyak 25,8% melihat peningkatan yang signifikan terhadap jumlah kunjungan wisatawan serta peningkatan ekonomi lokal.

ADVERTISEMENT

Lebih lanjut, 48,30% menyebut internet telah membantu meningkatkan promosi dan aksesibilitas destinasi pariwisata di daerah tertinggal. Akan tetapi, 11,70% tidak melihat adanya dampak signifikan pada perkembangan sektor pariwisata. Lalu, 10% di antaranya tidak yakin apakah internet memberi dampak signifikan.

Survei APJII dan BAKTI melibatkan 1.950 responden dari 64 kabupaten dan 322 ISP dari Juli hingga September 2024.Tujuan dari survei ini adalah untuk memahami tantangan serta peluang dalam pengembangan infrastruktur internet di daerah tertinggal dan menggambarkan kebutuhan pasar ISP.

*Artikel ini ditulis oleh Dita Aliccia Armadani, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(ask/fay)