Negara Termuda Dunia Repotkan Tim Basket AS, Netizen Umbar Pujian
Hide Ads

Negara Termuda Dunia Repotkan Tim Basket AS, Netizen Umbar Pujian

Fino Yurio Kristo - detikInet
Jumat, 02 Agu 2024 13:12 WIB
Tim basket Sudan Selatan
Foto: X.com
Paris -

Tim basket Amerika Serikat yang mengandalkan megabintang NBA mengamankan tempat di perempat final Olimpiade Paris 2024 dengan kemenangan atas Sudan Selatan. Namun, penampilan Sudan Selatan yang adalah negara termuda di dunia tetap menuai decak kagum dari para netizen.

Dikutip detikINET dari CNN, The Bright Stars julukan Sudan Selatan yang adalah peringkat ke-33 dunia, tak sebanding dengan juara 16 kali itu dan dikalahkan 103-86 di Stadion Pierre Mauroy.

Pertandingan ini tak sedramatis saat kedua negara bertemu awal bulan ini untuk pertandingan pemanasan Olimpiade. AS harus bangkit dari ketertinggalan 16 poin saat itu, untuk menghindari salah satu kejutan terbesar dalam sejarah bola basket dan mereka menang tipis 101-100 di London.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tim USA sendiri beranggotakan 12 NBA All-Stars, empat MVP NBA, dan enam juara NBA, yang secara keseluruhan telah tampil 11 kali di Olimpiade dan mengantongi 10 medali emas. Namun Sudan Selatan tetap dinilai tampil cemerlang menghadapi tim megabintang.

"Sudan Selatan memenangkan hati banyak orang di seluruh dunia. Mereka tidak pernah menyerah di hadapan tim terbaik dunia dalam Bola Basket Pria.
Pejuang Afrika Sejati. HORMATKU!," tulis seorang netizen.

ADVERTISEMENT

"Sejauh ini penampilan terbaik!! Terasa seperti pemain NBA papan atas yang saling berhadapan!! Bagus sekali," tulis yang lain.

"Kalah hanya dengan selisih 17 poin dan memberikan yang terbaik di lapangan. Kalian mengharumkan nama Afrika!!," puji sebuah akun di X, dulunya Twitter.

Memang penampilan mereka lumayan untuk negara yang baru berdiri secara resmi selama 13 tahun dan tidak memiliki fasilitas basket dalam ruangan. Setelah puluhan tahun dilanda perang saudara, Sudan Selatan memperoleh kemerdekaan dari Sudan tahun 2011 setelah referendum, menjadikannya negara baru yang diakui secara luas di dunia.

Negara itu terjerumus ke dalam perang saudara tak lama setelah itu. Perang tersebut resmi berakhir tahun 2018, meskipun kekerasan masih terjadi hingga hari ini. Negara itu terdaftar sebagai salah satu negara paling tidak berkembang di dunia oleh PBB.

Sebelum menjadi negara resmi, dan jauh sebelum tampil di panggung internasional, pemain Sudan Selatan sudah berkiprah di NBA. Manute Bol, salah satu pemain tertinggi dalam sejarah NBA, memperoleh reputasi sebagai salah satu pemblokir tembakan elit liga antara tahun 1985 dan 1995.

Luol Deng adalah All-Star dua kali yang lahir di tempat yang sekarang disebut Sudan Selatan itu. Dia tiba di London melalui Mesir sebagai pengungsi, sebelum pindah ke AS untuk karier profesionalnya. Ia sekarang menjabat sebagai presiden federasi bola basket Sudan Selatan.




(fyk/rns)