Saat hampir seluruh dunia mengeluhkan blue screen of death (BSOD) massal di perangkat Windows akibat update CrowdStrike yang bermasalah, ada satu negara yang hampir tidak merasakan dampaknya sama sekali yaitu China. Kok bisa?
Alasannya sederhana, karena layanan CrowdStrike sangat jarang digunakan di China. Tidak hanya itu, China juga tidak terlalu bergantung kepada layanan Microsoft seperti sebagian besar negara lainnya.
Di Negeri Tirai Bambu, perusahaan teknologi lokal seperti Alibaba, Tencent, dan Huawei merupakan penyedia layanan cloud terdepan. Tidak banyak perusahaan atau organisasi yang menggunakan software milik perusahaan Amerika Serikat yang pernah berkoar-koar tentang ancaman keamanan siber dari perusahaan asal China.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jadi masalah blue screen massal yang dilaporkan terjadi China sebagian besar dialami oleh perusahaan atau organisasi asing. Di platform media sosial China, misalnya, beberapa pengguna mengeluhkan tidak bisa check-in ke hotel internasional seperti Sheraton, Marriott, dan Hyatt.
Dalam beberapa tahun terakhir, organisasi pemerintahan, bisnis, dan operator infrastruktur di China mulai mengganti sistem IT mereka ke sistem buatan perusahaan lokal. Bahkan pemerintah China berencana melepaskan diri dari teknologi asing dan beralih ke solusi lokal pada tahun 2027.
"Ini merupakan bukti cara strategis China menangani operasional teknologi asing," kata Josh Kennedy White, pakar keamanan siber yang berbasis di Singapura, seperti dikutip dari BBC, Senin (22/7/2024).
"Microsoft beroperasi di China lewat mitra lokal, 21Vianet, yang mengelola layanannya secara independen dari infrastruktur globalnya. Pengaturan ini melindungi layanan penting di China - seperti perbankan dan penerbangan - dari gangguan global," sambungnya.
Blue screen massal yang dialami perangkat Windows mengganggu layanan penting seperti perjalanan maskapai penerbangan, penyiaran, panggilan darurat, hingga layanan kesehatan. Masalah ini dialami di banyak negara, mulai dari Australia, Inggris, India, Amerika Serikat, dan lain-lain.
Tapi China tidak benar-benar imun dari masalah yang dialami oleh 8,5 juta perangkat Windows di seluruh dunia ini. Segelintir karyawan China juga mengalami masalah ini dan mengucapkan terima kasih kepada Microsoft karena bisa mengakhiri jam kerjanya lebih cepat.
"Terima kasih Microsoft atas liburan lebih awalnya," tulis salah satu trending topic di platform media sosial Weibo pada Jumat kemarin, yang disertai foto layar perangkat dengan blue screen.
(vmp/afr)