Pabrik Baterai Lithium di Korea Meledak, 23 Orang Meninggal
Hide Ads

Pabrik Baterai Lithium di Korea Meledak, 23 Orang Meninggal

Anggoro Suryo - detikInet
Selasa, 25 Jun 2024 17:15 WIB
Pabrik baterai Aricell di Korea Selatan
Foto: Dok. Reuters
Jakarta -

Sebuah pabrik baterai lithium di Korea Selatan terbakar setelah sejumlah baterai yang mereka produksi meledak. Ada 22 korban jiwa dalam kejadian tersebut, dan mayoritas adalah warga negara China.

Kebakaran dan ledakan tersebut terjadi di pabrik baterai milik Aricell yang berlokasi di Hwaseong, kawasan industri yang berada di Selatan ibukota Seoul, demikian dikutip detikINET dari Reuters, Selasa (25/6/2024).

Dari 22 korban jiwa, 18 di antaranya adalah WN China, dua orang warga Korea, dan seorang warga Laos. Sementara itu menurut Kim Jin-young, petugas pemadam kebakaran Hwaseong, masih ada satu korban jiwa yang belum bisa diidentifikasi karena luka bakar yang sangat parah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kebakaran itu pertama dilaporkan pada pukul 10.31 pagi waktu setempat, Senin (24/6). Pemicunya adalah ledakan sejumlah sel baterai yang disimpan di sebuah gudang yang menyimpan sekitar 35 ribu baterai.

Belum diketahui apa yang memicu ledakan baterai tersebut, dan kebakarannya baru padam enam jam setelah pertama terjadi. Sejauh ini diketahui ada dua orang korban luka bakar berat akibat insiden tersebut

ADVERTISEMENT

Para korban diduga menghirup gas beracun yang muncul dalam hitungan detik setelah ledakan terjadi. Gas beracun tersebut disebut membuat korban sesak nafas.

Menurut pejabat pemadam kebakaran Provinsi Gyeonggi Cho Sun-ho, mayoritas pekerja asing di pabrik tersebut merupakan pekerja sementara yang mungkin tidak terlalu hafal dengan struktur bangunan.

Ia pun menyebutkan asap dan api menyebar di pabrik dalam waktu 15 detik dan para korban tewas karena sesak nafas setelah satu atau dua kali menghirup asap beracun tersebut.

Sementara itu profesor yang mengajar pencegahan kebakaran dan bencana di Universitas Daejeon Kim Jae-ho menduga api sangat cepat menyebar yang membuat para pekerja tidak bisa menyelamatkan diri.

"Material pembuat baterai seperti nikel sangat mudah terbakar. Jadi seringkali tidak cukup waktu untuk merespon, jika dibandingkan dengan kebakaran yang terjadi akibat material lain," kata Jae-ho.

Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol mendatangi lokasi kejadian pada hari yang sama. Sementara itu Menteri Dalam Negeri Lee Sang-min meminta pihak berwajib lokal untuk mengambil langkah agar bahan kimia berbahaya dari lokasi tidak menyebar ke area sekitarnya.

Pabrik milik Aricell tersebut dibangun pada 2020, dan mereka membuat baterai lithium untuk sensor dan perangkat radio komunikasi. Berdasarkan laman profil di LinkedIn dan laporan terakhirnya, Aricell mempunyai 48 pegawai.

Korea Selatan adalah produsen besar untuk baterai lithium-ion yang dipakai di banyak mobil elektrik. Dan, produksi baterai lithium ini memang menggunakan banyak material yang sangat beracun.

"Faktanya bahwa ada banyak korban jiwa dalam insiden ini sekalipun yang terbakar hanya lantai dua karena bahan beracun dan bukan karena luka bakar," kata Park Chul-wan dari Universitas Seojeong.

CEO Aricell Park Soon-kwan meminta maaf kepada setiap pihak yang terdampak oleh insiden ini pada Selasa (25/6), dan ikut berduka untuk pekerjanya yang menjadi korban.

"Kami akan ikut serta dalam investigasi oleh pihak berwajib dan melakukan yang terbaik untuk mencari penyebab kecelakaan dan mengambil langkah untuk menghindari terjadinya kejadian seperti ini," kata Soon-kwan.




(asj/asj)