Elon Musk meminta Amerika Serikat berhenti membantu Ukraina dalam persenjataan. Nakhoda SpaceX dan Tesla ini menilai Vladimir Putin dan Rusia tidak akan kalah dalam perang ini. Dengan kata lain, Elon menilai sia-sia saja membantu Ukraina.
Dia melontarkan pernyataan tersebut dalam diskusi dengan senator Partai Republik Ron Johnson di Twitter/X, mengenai RUU pendanaan ke Ukraina. Senat yang dipimpin Partai Demokrat rapat untuk pengesahan terakhir paket bantuan senilai USD 95,34 miliar untuk Ukraina, Israel dan Taiwan.
Presiden Joe Biden telah mendesak Kongres mempercepat bantuan baru ke Ukraina karena para pejabat Kyiv memperingatkan mereka kekurangan senjata pada saat Rusia terus melancarkan serangan baru.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Awalnya, senator Johnson menyatakan menentang bantuan baru untuk Ukraina. "Kita semua harus memahami bahwa Vladimir Putin tidak akan kalah dalam peperangan ini. Kekalahan Putin adalah ancaman besar untuknya," kata dia yang dikutip detikINET dari Insider.
Dia menilai Ukraina juga kekurangan tentara. Bahkan meski banyak senjata dikerahkan, tak ada cukup orang untuk mengoperasikannya. "Satu-satunya cara perang ini berakhir adalah kesepakatan dan jika perang terus terjadi, lebih banyak tentara Ukraina dan Rusia tewas, lebih banyak orang sipil tewas," katanya.
Nah Elon Musk setuju dengan pendapat itu. "Itu sungguh benar. Kapan pun aku membahas poin ini, orang menuduhku sebagai semacam pembela Putin padahal perusahaanku mungkin telah berbuat lebih banyak untuk melemahkan Rusia daripada apa pun," katanya, merujuk pada bantuan akses internet Starlink ke Ukraina.
Menurutnya jika perang terus berlangsung, akan lebih banyak orang Ukraina meninggal setiap hari. Bantuan amunisi dan persenjataan bisa diberikan jika Ukraina berhasil mencaplok wilayah atau ada kemajuan, tapi hal itu tidak terjadi.
"Jika Anda ingin menghilangkan nyawa, itu harus ada tujuannya," cetusnya. Elon Musk pun mengklaim bahwa tidak mungkin Putin akan kalah dan bahwa jika presiden Rusia mundur, dia akan dibunuh.
Elon juga memperingatkan bahwa seandainya ada orang yang menghancurkan dan menggantikan Putin, kemungkinan besar adalah orang itu lebih garis keras daripada Putin.
(fyk/fyk)