Film Dirty Vote Bikin Heboh, Menkominfo: Kepanjangan, Siapa yang Mau Nonton
Hide Ads

Film Dirty Vote Bikin Heboh, Menkominfo: Kepanjangan, Siapa yang Mau Nonton

Agus Tri Haryanto - detikInet
Rabu, 14 Feb 2024 11:45 WIB
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi
Film Dirty Vote Bikin Heboh, Menkominfo: Kepanjangan, Siapa yang Mau Nonton Foto: Agus Tri Haryanto/detikINET
Jakarta -

Film dokumenter Dirty Vote bikin heboh di masa tenang Pemilu 2024. Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi pun buka suara terkait karya buatan Dandhy Dwi Laksono itu.

Ditemui awak media usai mencoblos di di TPS 001 Widya Chandra, Senayan, Jakarta Selatan, Budi memilih untuk santai menanggapi film tersebut.

"Ya biarlah publik sudah cerdas kan menilai, lagipula kepanjangan, siapa juga yg mau nonton. Saya nonton dua kali tapi buat saya sudahlah namanya masyarakat berpendapat, ya silahkan saja," ujar Budi, Rabu (14/4/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski sudah ditonton sampai jutaan kali oleh netizen, menurut Budi bahwa masyarakat sudah pandai. Bahkan, ia lebih memilih untuk membuktikannya lewat perhitungan suara nanti sore.

"Toh masyarakat sudah cerdas dan nanti dibuktikan di perhitungan suara delapan jam ke depan," ucpanya.

ADVERTISEMENT

Disampaikan Budi juga bahwa informasi yang di film dokumenter Dirty Vote bukanlah hal baru.

"Yaa, bukan informasi baru kan. Itu kan di iniin dua tiga bulan lalu. Datanya juga nggak ada yang baru, semuanya juga sudah ada di media, cuma kompilasi saja. Santai saja, nggak ada masalah kan," pungkas dia.

Sebelumnya diberitakan jumlah penonton film Dirty Vote terus bertambah. Sudah lebih dari 7,5 juta kali di akun Dirty Vote dan 7,9 juta kali di akun PSHK Indonesia.

Pun begitu film berdurasi 1 jam 57 menit ini menuai pro kontra yang berimbas pada shadow banned diYouTube. Banyak netizen sempat mengeluhkan kesulitan mencari video tersebut di YouTube.

Dari pantauan detikINET, saat melakukan pencarian menggunakan kata kunci "dirty vote" di YouTube, memang yang muncul bukan film dokumenter tersebut. Namun saat opsi sort by (di tombol Filters) diganti dari "Relevance" menjadi "View count", film dokumenter itu muncul dalam hasil pencarian, baik yang diunggah di akun Dirty Vote maupun PSHK Indonesia.

Pihak YouTube Indonesia pun angkat bicara soal masalah ini. Mereka memastikan kalau sistemnya berfungsi normal seperti biasa.

"Kami telah menelusuri masalah ini dan dapat mengonfirmasi bahwa sistem kami berfungsi seperti biasa," kata perwakilan YouTube Indonesia kepada detikINET, Selasa (13/2/2024).

Mereka pun memastikan sudah berinvestasi besar pada sistem mereka, yang bisa mempertimbangkan otoritas saat menentukan peringkat dan rekomendasi.

"Selama beberapa tahun terakhir kami telah berinvestasi secara signifikan pada sistem yang mempertimbangkan otoritas saat menentukan peringkat, dan sistem rekomendasi YouTube dengan jelas menampilkan berita dan informasi dari sumber resmi di seluruh platform kami, khususnya terkait pemilu," tambahnya.




(agt/afr)