Walau Kena Sanksi Global, Korea Utara Bisa Kembangkan AI
Hide Ads

Walau Kena Sanksi Global, Korea Utara Bisa Kembangkan AI

Argya Dharma Maheswara - detikInet
Sabtu, 03 Feb 2024 18:35 WIB
In this photo provided by the North Korean government, North Korean leader Kim Jong Un, right, inspects what it says a test firing of Pulhwasal-3-31 in North Korea Sunday, Jan. 28, 2024. Independent journalists were not given access to cover the event depicted in this image distributed by the North Korean government. The content of this image is as provided and cannot be independently verified. Korean language watermark on image as provided by source reads:
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un (Foto: KCNA via AP Photo)
Jakarta -

Sanksi internasional terhadap Korea Utara atas pengembangan senjata nuklir menghambat beberapa riset dan pengembangan teknologi di sana. Walau begitu, Korea Utara dilaporkan mampu mengembangkan kecerdasan buatan (AI).

Beberapa sistem AI Korea Utara yang sudah dibangun sebelumnya adalah sistem AI untuk menangani COVID-19, sistem AI pada sistem senjata nuklir, sistem AI pengawasan pemerintah sampai sistem AI pada simulasi tempur seperti dilansir detikINET dari Reuters, Sabtu (3/2/2024).

Saat COVID-19 melanda, Korea Utara berhasil membuat AI yang mampu mengevaluasi penggunaan masker yang tepat serta membuat indikator gejala klinis infeksi COVID-19. Selain itu, para ilmuwan Korea Utara sudah berhasil menerbitkan penelitian tentang penggunaan AI untuk menjaga keamanan reaktor nuklir.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hyuk Kim seorang periset dari James Martin Center for Nonproliferation Studies. California berpendapat bahwa sanksi internasional yang dijatuhkan pada Korea Utara mungkin menghambat pengembangan AI di sana. Walau begitu, Korea Utara tampak tetap gigih mengembangkan teknologi terbaru.

"Upaya Korea Utara baru-baru ini dalam pengembangan AI menandakan investasi strategis untuk meningkatkan ekonomi digitalnya," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Dalam hal ini, Kim berpendapat berdasarkan informasi di sumber terbuka sampai jurnal negara yang diterbitkan Korea Utara termasuk informasi mengenai 38 proyek Korea Utara.

Korea Utara juga diperkirakan menggandeng beberapa peneliti AI yang berasal dari luar negeri. Dalam hal ini Korea Utara berkolaborasi dengan beberapa sarjana dari China.

Pada 2013, Korea Utara juga mendirikan Artificial Intelligence Research Institute yang dalam beberapa tahun terakhir telah menghasilkan produk komersial berbasis AI. Walau begitu, teknologi komunikasi sangat dibatasi dan dipantau oleh pemerintah Korea Utara.

Walau begitu, Kim mengungkapkan bahwa Korea Utara mendapati tantangan yang besar dalam pengembangan AI. Misalnya dalam pengembangan AI untuk sistem simulasi tempur yang harus mampu memahami lingkungan operasi tempur.




(fay/fay)
Berita Terkait