Amerika Kirim 3 Kapal Induk Nuklir ke Asia untuk Gertak China
Hide Ads

Amerika Kirim 3 Kapal Induk Nuklir ke Asia untuk Gertak China

Tim - detikInet
Jumat, 02 Feb 2024 15:30 WIB
FILE -- In this photo provided by the U.S. Navy, the aircraft carrier USS Carl Vinson participates in a group sail during the Rim of the Pacific exercise off the coast of Hawaii, July 26, 2018. The U.S. military says a Navy F35C Lightning II combat jet conducting exercises in the South China Sea has crashed while trying to land on the deck of the USS Carl Vinson, injuring seven sailors, Monday, Jan. 24, 2022, the military said. (Petty Officer 1st Class Arthurgwain L. Marquez/U.S. Navy via AP, File)
USS Carl Vinson. Foto: Petty Officer 1st Class Arthurgwain L. Marquez/U.S. Navy via AP, File
Jakarta -

Amerika Serikat mengerahkan 3 kapal induk canggihnya sekaligus ke kawasan Asia. Pakar mengatakan, hal ini dilakukan sebagai antisipasi memanasnya situasi dan agresifitas China serta Korea Utara.

Tiga kapal induk tersebut adalah USS Carl Vinson, USS Theodore Roosevelt dan USS Ronald Reagan. USS Carl Vinson dan USS Theodore Rooselvelt terlibat latihan perang dengan militer Jepang di Laut Filipina di timur Taiwan. Semua kapal induk itu bertenaga nuklir dan dibekali beragam senjata canggih.

Lusinan kapal perang AS dan Jepang ikut serta dalam latihan, ketika ketegangan antara China dan Jepang serta negara lainnya sedang tinggi. "Ini adalah demonstrasi komitmen AS ke wilayah ini meskipun sedang ada kejadian di Timur Tengah," kata Collin Loh, pakar dari S. Rajaratnam School of International Studies in Singapore.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di Timur Tengah, AS hanya mengerahkan satu kapal induk yaitu USS Dwight D. Eisenhower. Bersama Inggris, kapal perang AS dan jet tempur menggempur posisi kelompok Houthi di Yaman.

Carl Schuster, analis yang juga mantan direktur operasi di Pusat Intelijen Gabungan Komando Pasifik AS, mengatakan bahwa menggelar latihan bersama di Laut Filipina menunjukkan Angkatan Laut AS dapat mengirim pasukan dengan cepat ke wilayah jika ada ancaman dari China.

ADVERTISEMENT

"Sebagai latihan, ini menunjukkan mobilitas kapal induk. Secara geopolitik, hal ini juga menyoroti kemampuan maskapai penerbangan untuk mendukung berbagai kemungkinan di wilayah yang luas," kata Schuster, dikutip detikINET dari CNN.

Konflik berpotensi terjadi di pulau-pulau dan terumbu karang di Laut Cina Selatan, tempat kapal-kapal China dan Filipina baru-baru ini terlibat konfrontasi, hingga Taiwan. Taiwan jadi fokus utama sejak pemilu 13 Januari, di mana Partai Progresif Demokratik (DPP) yang tak akur dengan China menang. Beijing merespons segera setelah pemungutan suara tersebut dengan mengatakan, "Taiwan adalah bagian dari China."

China memandang Taiwan sebagai wilayahnya dan Xi Jinping tidak mengesampingkan penggunaan kekuatan militer. Kepala Komando Indo-Pasifik AS, Laksamana John Aquilino, menyebut Beijing menunjukkan ketidaksenangan terhadap hasil pemilu itu.

"Tekanan terhadap Taiwan terus berlanjut, dan kami mengamatinya setelah pemilu. Saya tidak yakin apa yang akan mereka lakukan, tapi saya memperkirakan akan ada demonstrasi kekuatan melawan Taiwan dalam waktu dekat," katanya.




(fyk/fyk)