Khawatir Rusia Menang Atas Ukraina, Ini Tindakan NATO
Hide Ads

Khawatir Rusia Menang Atas Ukraina, Ini Tindakan NATO

Argya D. Maheswara - detikInet
Rabu, 31 Jan 2024 11:48 WIB
Tentara wanita Ukraina turut mempertahankan negaranya dari serangan Rusia. Bahkan tentara wanita tetap tersenyum meski berada di garis terdepan perang.
Foto: AP Photo/Libkos
Jakarta -

NATO menandatangani kontrak untuk mengisi ulang cadangan amunisi negara-negara anggotanya. Langkah ini dilakukan untuk menambal pasokan amunisi yang sudah dikirim ke Ukraina oleh para anggota NATO.

Di sisi lain, amunisi Ukraina untuk melawan Rusia juga kian menipis sehingga ada kemungkinan Rusia bisa memenangkan pertempuran. Kontrak tersebut bernilai USD 1,2 miliar atau sekitar Rp 18,9 triliun seperti dilansir detikINET dari AP News, Rabu (31/01/2024).

Dalam kontrak tersebut, amunisi yang dibeli meliputi 220.000 butir peluru meriam 155 mm yang merupakan peluru artileri yang paling banyak dibutuhkan saat ini. Dengan begitu, negara-negara anggota NATO dapat mengisi ulang stok amunisi serta memberi Ukraina lebih banyak amunisi seperti dikatakan oleh Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini penting untuk mempertahankan wilayah kami sendiri, untuk membangun stok kami sendiri, tetapi juga untuk terus mendukung Ukraina," ungkapnya.

Ia juga menjelaskan bahwa NATO tidak akan membiarkan Rusia menang di Ukraina. Hal itu akan menjadi tragedi berbahaya bagi Ukraina dan juga NATO. "Kami tak bisa membiarkan Presiden (Vladimir) Putin menang di Ukraina, itu akan menjadi tragedi bagi Ukraina dan berbahaya bagi kita semua," tambah Jens.

ADVERTISEMENT

Menurut laporan, Ukraina menembakan 4.000 sampai 7.000 peluru artileri setiap harinya pada musim panas lalu. Di sisi lawan, Rusia menembakkan lebih dari 20.000 peluru setiap harinya ke wilayah Ukraina. Industri senjata Rusia juga jauh melampaui Ukraina, maka dari itu Ukraina terus meminta bantuan pada NATO untuk menyamai daya tembak Rusia.

Amunisi yang tertera pada kontrak terbaru NATO nantinya akan tiba dalam 24 sampai 36 bulan. Sebelumnya, Uni Eropa berencana untuk menghasilkan sejuta peluru artileri untuk Ukraina, namun rencana tersebut gagal.

Hanya sepertiga dari jumlah tersebut yang terpenuhi, saat ini Uni Eropa mengharapkan industri pertahanan di Eropa dapat menghasilkan satu juta peluru setiap tahunnya yang dimulai pada akhir tahun ini.




(fyk/fay)