Nikon, Sony, dan Canon membuat koalisi yang bertujuan untuk melawan kecerdasan buatan. Yaitu untuk melindungi hasil karya fotografi menggunakan 'tanda tangan' digital.
Ketiga pabrikan asal Jepang itu berkolaborasi untuk mengembangkan teknologi baru untuk membuat tanda tangan digital yang tak bisa dihapus pada sebuah foto. Tujuannya adalah untuk membedakan foto yang dihasilkan oleh fotografer menggunakan kamera dengan foto yang dihasilkan oleh AI.
Menurut laporan Nikkei Asia, teknologi tanda tangan digital ini akan diintegrasikan ke kamera baru mulai 2024 mendatang. Dalam tanga tangan digital tersebut akan disertai berbagai informasi penting seperti tanggal, waktu, lokasi, bahkan identitas fotografi, sesuai dengan standar yang dibuat oleh Nikon, Sony, dan Canon.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketiga raksasa kamera asal Jepang itu juga akan membuat layanan verifikasi berbasis web untuk mengautentikasi foto-foto tersebut. Jadi nantinya foto yang dilengkapi tanda tangan digital itu data-datanya bisa dibaca lewat situs verifikasi tersebut, yang akan menampilkan tanggal dan berbagai kredensial lainnya.
Sebaliknya, foto yang dibuat oleh AI atau yang sudah dimodifikasi secara digital juga akan terdeteksi sebagai foto yang tak punya kredensial, demikian dikutip detikINET dari Techspot, Rabu (3/1/2024).
Bisa saja teknologi yang dikembangkan Nikon, Sony, dan Canon ini nantinya akan menjadi standar untuk semua kamera digital, alias diadopsi oleh pabrikan kamera lain, dan menjadi standar autentikasi foto untuk pewarta foto di seluruh dunia.
Namun yang jelas Sony berencana membenamkan teknologi ini ke dalam tiga kamera kelas profesionalnya yang sudah dirilis lewat pembaruan firmware. Sony pun akan menyediakan server autentikasinya untuk memverifikasi integritas tanda tangan digital ini. Sony pun disebut sudah menguji solusi barunya ini dengan Associated Press sejak Oktober lalu.
Sementara Canon akan menyediakan layanan autentikasi sejenis mulai 2024, dan mereka pun tengah mencari solusi sejenis untuk konten video. Canon pun berkolaborasi dengan sejumlah media dan universitas sejak 2019 untuk inisiatif ini.
(asj/asj)