Beragam Kisah Lulusan Apple Developer Academy 2023
Hide Ads

Beragam Kisah Lulusan Apple Developer Academy 2023

Argya D. Maheswara - detikInet
Minggu, 10 Des 2023 20:25 WIB
Apple Developer Academy
Beragam Kisah Lulusan Apple Developer Academy 2023 Foto: Apple
Jakarta -

Apple Developer Academy kembali melahirkan lulusan yang menghasilkan karya berupa aplikasi. Kali ini ada tiga tim yang menghasilkan karya aplikasi yang berguna bagi masyarakat.

Apple Developer Academy tahun ini juga diwarnai cerita mengenai keseruan dan tantangan yang dihadapi para peserta terutama peserta tiga tim yang berhasil menghasilkan karya aplikasi.

Salah satunya diungkapkan oleh Angeline Chandra, mahasiswi Universitas Ciputra Surabaya yang merupakan anggota tim yang membangun aplikasi LyFy dalam sesi Zoom Meeting bersama detikINET, Rabu (06/12/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Angeline mengaku belum memiliki pengalaman coding sebelum bergabung dengan Apple Developer Academy, namun ia memberanikan diri untuk bergabung.

"Saya mencoba coding sebagai orang yang belum pernah coding sebelumnya ternyata coding gampang, ketika Apple bilang semua bisa coding saya setuju, coding, desain itu it's a new world, kalian bisa temukan diri kalian" cerita Angeline.

ADVERTISEMENT

Ia juga menceritakan bahwa sebagai perempuan ia bangga sudah memiliki kemampuan coding dan Apple Developer Academy mendukung itu. Menurutnya, kesempatan menjadi seorang coder terbuka untuk laki-laki maupun perempuan.

"Kalau dari saya pengalaman saya sebagai perempuan menurut saya tidak ada yang membedakan perempuan dan laki laki di Apple Developer Academy, saya malah sangat senang dan bangga menjadi perempuan yang bisa coding, desain dan project manajemen," lanjut Angeline.

Dalam membangun aplikasi LyFy yang merupakan aplikasi pendukung pedagang streamer, Angeline juga menjelaskan bahwa timnya menggunakan machine learning yang dibuat sendiri. Hal ini menjadi tantangan tersendiri.

"Tantangan utama ada di saat pembuatan machine learning dan design, karena kita bener-bener bikin sendiri dari awal," tambahnya.

Selain itu ada cerita dari Nidya Anifa, Fresh Graduate Biomedik UI yang juga berhasil membuat aplikasi Her Lens untuk memudahkan deteksi dini terhadap tanda-tanda kanker serviks.

Ia menceritakan pengalamannya di Apple Developer Academy yang tidak hanya mengajarkan coding melainkan riset mengenai aplikasi yang akan dibangun. Hal ini untuk mengetahui seberapa berdampak aplikasi yang akan dibangun untuk masyarakat ke depan.

"Sangat luar biasa, ga cuma belajar tentang coding, desain tapi riset mendalam sebelum men-develop sebuah aplikasi supaya kita tau bahwa apliaksi ini dibutuhkan masyarakat," cerita Nidya.

Ia juga mengajak siapapun yang ingin bergabung ke Apple Developer Academy untuk berani mencoba hal baru.

"Ada temen-temen yang enggak bisa coding, enggak bisa design tapi yok dicoba dulu," tambah Nidya.

Kisah lain juga datang dari Nindya Alita, Mahasiwi Universitas Mataram yang menciptakan aplikasi Jalur bersama timnya. Aplikasi ini merupakan aplikasi pendukung perjalanan seorang muslim untuk mempermudah menemukan tempat ibadah.

Ia bercerita bahwa ia tertarik bergabung ke Apple Developer Academy karena rasa ingin tahunya mengenai ekosistem Apple. Dalam program ini ia juga mengaku telah mencoba segala role dalam mengembangkan aplikasi.

"Ternyata menarik karena kita bisa belajar ekosistem Apple, saya punya rasa ingin tau yang tinggi tentang ekosistem Apple, setelah aku masuk di akademi aku cobain semua role yang ada dari coder, desainer " ceritanya.

Ia juga menceritakan pengalamannya tentang pertemuannya dengan banyak orang baru di Apple Developer Academy yang memberinya kesadaran baru tentang pemecahan masalah.

"Mulai dari bertemu orang baru yang profesional, saya sadari bahwa kita tidak harus langsung membantu permasalahan semua orang di dunia ini, tapi kita bisa mulai dari permasalahan yang ada di diri kita,"

Tantangannya ketika membangun aplikasi bersama timnya di Apple Developer Academy adalah membaca kebutuhan aplikasi untuk semakin memudahkan penggunanya.

"Yang pertama ada track, kami pakai Apple yang belum pernah kita pelajari awalnya, tim kami biasanya explore dulu sendiri baru kalau ada yang ditanyakan kita diskusi dengan mentor. Kalau dari segi desain karena ini untuk pengemudi, kami di challenge tentang desain yang memudahkan pengguna untuk menemukan informasi yang mereka butuhkan," jelasnya.

*Artikel ini ditulis oleh Argya D. Maheswara, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom




(vmp/vmp)