Ada tiga aplikasi karya lulusan Apple Developer Academy angkatan 2023. Ketiganya kece karena bisa memanfaatkan teknologi Apple untuk mengatasi tantangan nyata di masyarakat dan mendukung kewirausahaan di Tanah Air.
Ada Jalur yang membantu para pengemudi Muslim dalam menemukan masjid di sepanjang rute perjalanan mereka agar bisa menunaikan ibadah sholat. Lalu HerLens yang memanfaatkan machine learning untuk mendukung petugas kesehatan dalam menafsirkan hasil skrining kanker serviks yang lebih akurat.
Kemudian LYFY sebuah alat untuk pemilik bisnis online agar dapat berinteraksi lebih baik dengan calon pembeli selama siaran langsung. Yuk mengenal masing-masing:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jalur
![]() |
Menelusuri lanskap Indonesia yang beragam dapat menjadi tantangan tersendiri bagi pengemudi yang beragama muslim, terutama untuk menunaikan ibadah sholat selama perjalanan. Aplikasi Jalur membantu para pengemudi dalam menjalankan ibadah selama perjalanan jauh dengan mengidentifikasi masjid yang sesuai di sepanjang rute mereka, sesuai dengan waktu sholat setempat.
"Ketika berada di jalan, tim kami secara pribadi mengalami kesulitan untuk menemukan masjid untuk beribadah tepat waktu. Kami menyadari bahwa hal ini merupakan tantangan yang sering dialami oleh para pengemudi di Indonesia yang menghabiskan waktu berjam-jam dalam perjalanan dari satu kota ke kota lainnya. Tujuan kami melalui aplikasi Jalur ini adalah untuk menyediakan solusi yang intuitif dan mudah digunakan yang akan menghilangkan stres ini, dan membantu para pengemudi ini menghormati komitmen agama mereka saat berada di jalan." jelas Nindya Rosalia, desainer UI/UX untuk Jalur.
![]() |
Memanfaatkan teknologi Apple seperti MapKit, Core Location, dan Notification User Framework, Jalur menyarankan masjid yang paling sesuai berdasarkan waktu sholat, dengan mempertimbangkan preferensi pengguna seperti waktu yang dibutuhkan untuk persiapan sebelum sholat. Hal ini bertujuan untuk memberikan dampingan keimanan bagi para pengemudi yang memiliki pekerjaan, mendukung mereka dalam memenuhi kewajiban agamanya sambil menyeimbangkan tanggung jawab profesional mereka.
HerLens
![]() |
Meskipun berada di peringkat kedua sebagai jenis kanker yang paling umum diderita perempuan di Indonesia, tingkat skrining kanker serviks di negara ini masih relatif rendah dengan hanya 7% dari populasi yang telah menjalani skrining tahun ini. HerLens merupakan langkah transformatif untuk melakukan deteksi dan intervensi dini.
"Kami percaya bahwa teknologi dapat memainkan peran utama dalam menyediakan layanan kesehatan yang dapat diakses oleh semua orang. HerLens diciptakan berdasarkan keyakinan ini, dan kami berharap dapat memberdayakan para profesional medis dengan memberikan mereka alat untuk meningkatkan efektivitas skrining kanker serviks," ujar Nidya Anifa, salah satu Machine Learning engineer dari HerLens.
Memanfaatkan kamera dan algoritma machine learning yang canggih, aplikasi ini bertujuan untuk meningkatkan ketepatan interpretasi tes IVA1, yaitu tes skrining dini berbiaya rendah untuk kanker serviks.
Aplikasi ini memberdayakan tenaga kesehatan profesional, termasuk mereka yang bekerja di masyarakat pedesaan, untuk mengidentifikasi potensi kasus kanker serviks secara lebih akurat pada tahap yang lebih awal, yang pada akhirnya dapat menyelamatkan nyawa dan mengurangi dampak dari penyakit yang menyebar luas ini di Indonesia.
![]() |
Pengembangan HerLens didukung oleh para ahli di bidangnya, termasuk dokter spesialis ginekologi-onkologi dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo dan Program Kanker Wanita Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
"Impian kami adalah untuk membuat aplikasi ini menjangkau para tenaga kesehatan di seluruh pelosok Indonesia, mendukung para wanita dalam mengatasi kanker serviks," harap Nidya.
Lyfy
![]() |
Seiring dengan perkembangan dan popularitas live commerce, fitur ini menjadi platform yang dinamis di mana audiens secara aktif berpartisipasi dengan memberikan komentar, mengajukan pertanyaan, dan mengekspresikan ketertarikan mereka.
"Dengan semakin terintegrasinya livestream shopping ke dalam kehidupan masyarakat Indonesia, kami ingin membuat aplikasi untuk mendukung seller dan memfasilitasi interaksi yang lebih baik dengan para pelanggannya. Banyaknya audiens livestream dapat menjadi tantangan tersendiri bagi para seller yang harus mengelola pertanyaan dan komentar yang masuk dengan cepat," ungkap Angeline Chandra, Desainer UI/UX dari Lyfy.
Berangkat dari persoalan tersebut hadirlah Lyfy. Aplikasi berbasis web Safari di macOS ini berupaya meningkatkan pengalaman berbelanja secara live bagi seller dengan membekali mereka dengan alat untuk secara otomatis membedakan antara komentar yang memiliki potensi penjualan dan komentar yang tidak, sekaligus menggabungkan komentar yang serupa menjadi satu untuk mengurangi kekacauan.
![]() |
Hal ini memungkinkan host live streaming untuk fokus pada interaksi yang akan memaksimalkan penjualan. Aplikasi ini juga secara cerdas merekomendasikan produk untuk disematkan oleh seller berdasarkan komentar audiens.
"Lyfy bertujuan untuk membantu para penjual dengan mengidentifikasi potensi penjualan dengan cepat menggunakan machine learning, yang pada akhirnya meningkatkan pengalaman berbelanja baik bagi penjual maupun pembeli," terang Angeline.
(afr/afr)