Demi Indonesia Cerdas Memilih

Kabaharkam: Jelang Pemilu 2024, Berita Bohong di Internet Turun

Argya D. Maheswara - detikInet
Kamis, 07 Des 2023 16:05 WIB
Foto: Khalisha Fitri
Jakarta -

Kepala Badan Pemelihara Keamanan Kepolisian Republik Indonesia (Kabaharkam), Komisaris Jenderal (Pol) Fadil Imran menyebut bahwa indeks berita bohong di masyarakat membaik. Hal ini karena jumlah berita bohong di ruang digital jelang Pemilu 2024 lebih rendah dari pemilu sebelumnya.

Hal ini disampaikan Fadil pada sambutannya di acara Demi Indonesia Cerdas Memilih by detikcom yang diselenggarakan di The Kasablanka Hall, Jakarta, Kamis (07/12/2023). Menurutnya, berdasarkan pengalamannya yang pernah menjadi Direktur Tindak Pidana Siber Polri, kultur siber masyarakat Indonesia semakin membaik.

"Saya dulu Direktur Siber Polri, saya pikir situasi sekarang jauh berbeda, indeks cyber culture kita dalam penyebaran berita bohong semakin membaik," ungkap Fadil.

Ia juga menilai bahwa masyarakat Indonesia semakin cerdas di ruang digital. Walau begitu, menurutnya etika dalam menggunakan media sosial khususnya di masa kampanye Pemilu 2024 juga sangat penting untuk diperhatikan.

"Masyarakat kita sudah punya skill digital luar biasa, tapi ada etika di ruang digital, ada hal-hal yang menyangkut keamanan yang harus dipikirkan," tambah Fadil.

Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Rahmat Bagja juga menjelaskan bahwa tantangan utama dalam masa kampanye Pemilu 2024 adalah media sosial. Ia mencontohkan pelanggaran yang terjadi di media sosial berupa black campaign.

"Media sosial salah satu masalah karena ada black campaign dan berbagai masalah, kami berkoordinasi dengan Kominfo mengenai media sosial," terang Bagja.

Pada Pemilu 2024 juga Bawaslu, KPU dan Kominfo sudah menyediakan platform untuk mengecek berita bohong. Hal ini merupakan upaya dalam meminimalisir beredarnya berita bohong di media sosial.

"Silahkan ada platformnya buat cek berita bohong, teman-teman bisa ikuti," tambahnya.

Berkurangnya narasi SARA menjelang Pemilu 2024 juga merupakan hasil evaluasi Bawaslu dari Pemilu sebelumnya di 2018 dan 2019.

"Kita punya pengalaman 2018 dan 2019, kita harus evaluasi, silahkan dicari di Google, sehingga teman-teman bisa lihat sekarang di media sosial tidak ada yang melakukan politik SARA, itu hasil dari evaluasi kita di 2018 dan 2019," pungkas Bagja.



Simak Video "Video Budi Arie di #DemiIndonesia: 27 Tahun Koperasi Dilupakan"

(fyk/fyk)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork