Setelah Pesawat V-22 Osprey, Ada V-280 Valor yang Juga Unik
Hide Ads

Setelah Pesawat V-22 Osprey, Ada V-280 Valor yang Juga Unik

Anggoro Suryo - detikInet
Jumat, 01 Des 2023 11:15 WIB
V-280 Valor
V-280 Valor. Foto: Screenshot YouTube Bell
Jakarta -

Selain V-22 Osprey, ada juga pesawat lain yang menggunakan tiltrotor yang lebih baru. Yaitu V-280 Valor yang bakal dibuat oleh Bell.

Nama V-22 Osprey tengah naik daun setelah mengalami kecelakaan di Jepang, yang setidaknya menewaskan satu dari delapan awaknya.

Nah, meski V-280 Valor ini sama-sama dikategorikan vertical lift aircraft karena menggunakan tiltrotor, pesawat ini bukanlah pengganti V-22, melainkan menggantikan helikopter angkut UH-60 Black Hawk.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Black Hawk sudah dioperasikan Angkatan Darat Amerika Serikat (US Army) sejak tahun 1979an dalam beragam operasi militer. Dilansir dari Defenseone, US Army memberikan kontrak pembuatan V-280 ke Bell Textron.

Kontrak tersebut bernilai awal USD 232 juta, dan dipakai untuk mengembangkan prototipe. Namun nantinya nilai kontrak tersebut akan mencapai USD 7,1 miliar dalam program Future Vertical Lift (FVL). Bell mengalahkan tim Sikorsky-Boeing dalam tender pembuatan pesawat tiltrotor ini.

ADVERTISEMENT

Sebagai informasi, pesawat tiltrotor ini bisa lepas landas dan mendarat layaknya helikopter, yaitu dengan mengarahkan baling-balingnya ke atas. Kemudian saat sudah mengudara, baling-balingnya ini diarahkan ke depan untuk terbang layaknya pesawat sayap tetap.

V-280 pertama dipamerkan pada 2013, dan terbang perdana di Amarillo, Texas pada 18 Desember 2017. Pada Desember 2020, V-280 sudah diuji terbang selama 200 jam dan mencapai kecepatan maksimal sebesar 565km/jam.

Pesawat didesain untuk terbang dengan kecepatan 520km/jam atau 280 knots, sesuai namanya. Jangkauan terbangnya sejauh 3.900km dengan berat takeoff maksimal sekitar 14 ton.

Perbedaan utama V-280 dengan V-22 adalah pada mekanisme perubahan arah baling-balingnya. Jika pada V-22, mesinnya ikut berubah arah sesuai dengan baling-baling, sementara pada V-280 hanya baling-balingnya yang berubah arah, dan mesinnya tetap menghadap ke arah depan.

Lalu, pada sayapnya ini ada drive shaft yang menghubungkan kedua baling-baling ini dengan setiap mesinnya. Jadi, jika salah satu mesin mengalami masalah dan mati, kedua baling-balingnya tetap bisa berputar menggunakan mesin yang tersisa.

Pada awalnya, mesin yang dipakai di V-280 adalah buatan General Electric T64 (mesin helikopter angkut CH-53 Sea Stallion), namun kemudian mesinnya diganti menjadi Rolls Royce 1107F, serupa dengan yang dipakai di V-22. Perubahan ini membuat tenaganya naik dari 5000 hp menjadi 7000 hp.




(asj/asj)