Jepang meminta militer Amerika Serikat untuk menghentikan penerbangan pesawat V-22 Osprey setelah salah satu pesawat tersebut jatuh ke laut di Jepang barat. Dari 8 awaknya, setidaknya seorang meninggal dunia.
Angkatan Udara AS yang mengoperasikan pesawat hibrida tersebut, mengatakan bahwa sejauh ini penyebab kecelakaan Osprey belum diketahui.
"Terjadinya kecelakaan seperti itu menimbulkan kecemasan besar bagi masyarakat di wilayah tersebut dan kami meminta pihak AS agar melakukan penerbangan Osprey di Jepang setelah penerbangan tersebut dipastikan aman," kata Menteri Pertahanan Jepang Minoru Kihara di parlemen.
Pasukan Bela Diri Darat Jepang, yang juga mengoperasikan Osprey, akan menangguhkan penerbangan pesawat tersebut sampai penyebab kecelakaan ada titik terang.
Dikembangkan oleh Boeing dan Bell Helicopter, V-22 Osprey dapat terbang seperti helikopter dan pesawat sayap tetap. Ia saat ini dioperasikan oleh Angkatan Udara, Marinir dan Angkatan Laut AS, serta Pasukan Bela Diri Jepang.
Pengerahan pesawat tersebut di Jepang telah menjadi kontroversi, di mana para kritikus mengatakan bahwa pesawat tersebut rentan terhadap kecelakaan. Pesawat ini memang terhitung sering kecelakaan dan menimbulkan cukup banyak korban meninggal dunia..
Pada bulan Agustus, seperti dikutip detikINET dari VOA, pesawat Osprey AS jatuh di lepas pantai Australia utara saat mengangkut pasukan saat latihan militer rutin, menewaskan tiga Marinir AS.
Kecelakaan lainnya terjadi di laut lepas pulau Okinawa di selatan Jepang di bulan Desember 2016, yang menyebabkan pesawat tersebut dilarang terbang sementara oleh militer AS.
Simak Video "Video Menkomdigi: Perempuan di Industri Game Baru 21 Persen"
(fyk/asj)