Sebuah pesawat militer Osprey milik Amerika Serikat dengan delapan awak di dalamnya, jatuh pada hari Rabu (29/11) di lepas pantai Jepang. Pesawat yang dipandang canggih ini memang menyimpan sisi gelap soal terjadinya beberapa kecelakaan.
"Kami menerima informasi pada pukul 14:47 (0547 GMT) hari ini bahwa Osprey milik militer AS jatuh di Pulau Yakushima," kata seorang juru bicara penjaga pantai kepada AFP, Rabu (29/11/2023).
"Kami juga diberitahu bahwa ada delapan awak kapal," ujarnya. Kabarnya, ada satu awak yang sudah dipastikan meninggal dunia. NHK melaporkan bahwa Osprey itu bertolak dari pangkalan AS di Iwakuni di wilayah Yamaguchi menuju pangkalan Kadena di Okinawa. Jenisnya adalah CV-22 Osprey milik pangkalan udara AS Yokota di Tokyo, ibu kota Jepang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bell Boeing V-22 Osprey adalah pesawat militer tiltrotor multi misi Amerika dengan kemampuan lepas landas dan mendarat secara vertikal (VTOL) dan lepas landas dan mendarat pendek (STOL). Pesawat ini dirancang menggabungkan fungsionalitas helikopter konvensional dengan kemampuan jelajah jarak jauh berkecepatan tinggi seperti pesawat turboprop.
Dikutip detikINET dari CNN, setelah mengudara, mesin dan baling-baling di setiap sayap Osprey dapat berputar ke posisi depan. Ia terbang perdana pada tahun 1989, dengan jumlah unit dibuat sekitar 400 sampai 2020.
Pesawat ini sering digunakan untuk mengangkut pasukan, peralatan, dan perbekalan dari kapal penyerang atau pangkalan. Julukannya adalah "widowmaker" atau membuat istri jadi janda karena sejarah kecelakaannya yang mematikan.
Dilaporkan sejak tahun 1992, telah terjadi 15 kecelakaan hull loss atau kecelakaan dengan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki lagi, yang mengakibatkan lebih dari 50 kematian.Kecelakaan di Jepang ini juga terjadi hanya beberapa bulan setelah tiga Marinir AS tewas saat menerbangkan MV-22B Osprey dalam latihan militer di Australia.
Namun secara statistik menurut militer Amerika Serikat, tingkat kecelakaan V-22 tetap lebih rendah dibandingkan beberapa pesawat militer lain. Juru bicara AU AS, Jorge Hernandez, pernah mengatakan pada tahun 2022 bahwa pesawat varian Marinir, MV-22, memiliki tingkat kecelakaan 3,16 per 100.000 jam terbang.
(fyk/afr)