Setelah resmi ditutup pada 4 Oktober 2023, TikTok Shop dikabarkan akan lahir kembali. Kali ini tidak terikat dengan TikTok itu sendiri.
Dikutip dari Bloomberg, Selasa (28/11/2023), TikTok akan bergabung dengan GoTo Group (PT Gojek Tokopedia Tbk) dengan cara berinvestasi di Tokopedia. Selain memberikan banyak keuntungan, kerja sama ini akan menjadi momentum Tiktok dalam memperbaiki hubungannya dengan Tokopedia.
Pada September lalu, saat Indonesia mengumumkan peraturan pemisahan layanan belanja online dengan media sosial, TikTok Shop terpaksa ditutup. Hal ini membuat e-commerce lainnya menjadi saingan terberat bagi nasib masa depan TikTok Shop, seperti Tokopedia dan Shopee.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di lain sisi, akan menguntungkan dua belah pihak bila TikTok bekerja sama dengan salah satu saingannya itu. Hal ini disinggung oleh Direktur Eksekutif J.P. Morgan Indonesia Henry Wibowo.
"Yang semula bersaing akan bisa menjadi teman saat keduanya memiliki kepentingan yang sama," tulisnya yang dikutip detikINET dari Bloomberg.
Kabarnya, bila kerja sama ini sudah mendapatkan kesepakatan di antara dua belah pihak dan aman dalam hal regulasi, maka TikTok dapat memenuhi aturan baru dan bisa kembali melebarkan sayapnya sebagai e-commerce di pasar ritel terbesar se-Asia Tenggara, Indonesia.
Keputusan ini adalah ide yang cemerlang. Pasalnya, Tokopedia merupakan e-commerce lokal terbesar sehingga dapat memperlancar TikTok dalam menjalin hubungan baik dengan pemerintah. Terlebih, dua perusahaan ini berpeluang membangun platform belanja online baru yang berpotensi merubah landscape industri belanja online di Indonesia.
Di lain sisi, pihak GoTo akan diuntungkan dalam hal peningkatan jumlah belanja dan pembayaran berkat platform media sosial Tiktok. Manajemen GoTo juga mengungkap bahwa divisi fintech GoTo Financial mereka masih membutuhkan lebih banyak investasi.
"Sementara divisi fintech GoTo Financial masih memerlukan lebih banyak investasi karena masih tahap pertumbuhan yang lebih awal," seperti yang tertulis dalam riset Henry Wibowo.
Selain itu, tertulis bahwa mereka merindukan momen pertumbuhan, salah satunya di bidang e-commerce, dan terbuka untuk kerja sama dengan platform media sosial seperti TikTok.
Namun, hubungan kerja sama ini masih sebatas pembicaraan yang membutuhkan waktu berminggu-minggu dalam menemukan kesepakatan. Layanan milik ByteDance itu juga telah berusaha menarik pemerintah dan perusahaan media sosial lain untuk membantunya kembali ke pasar.
*Artikel ini ditulis oleh Khalisha Fitri, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(fyk/afr)