Pemerintahan India pada Jumat (24/11) memberikan peringatan kepada sejumlah perusahaan media sosial seperti Facebook dan YouTube, untuk mencegah penggunannya memposting konten hoax deepfake AI (video realistis) dan konten berindikasi pencabulan atau missinformasi.
Hal tersebut disampaikan oleh Menteri TI Raeev Chandrasekhar dalam sebuah pertemuan tertutup. Ia mengatakan bahwa banyak perusahaan media sosial belum memperbarui persyaratan penggunaan mereka meskipun ada aturan di tahun 2022 yang melarang konten berbahaya bagi anak-anak, tidak senonoh, atau meniru orang lalin.
Di India terjadi peningkatan yang mengkhawatirkan terhadap banyaknya konten deepfake AI. Chandrasekhar mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan media sosial harus mengeluarkan peringatan kepada pengguna setiap kali mereka ingin memposting konten-konten tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melansir dari Reuters, Chandrasekhar menambahkan jika perusahaan tersebut tidak mau mengikuti aturan, maka pemerintah India akan mengeluarkan arahan yang memaksa agar perusahaan-perusahaan media sosial bertindak.
Arahan ini dianggap sebagai permintaan yang tidak dapat dinegosiasikan dari pemerintah India. Kementerian TI India mengatakan dalam sebuah pernyataan pers bahwa semua platform telah setuju untuk menyelaraskan pedoman konten mereka dengan aturan pemerintah.
Google milik Alphabet Inc (GOOGL.O), induk perusahaan dari YouTube mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka berkomitmen untuk pengembangan AI yang bertanggung jawab dan memiliki kebijakan dan sistem yang kuat untuk mengidentifikasi dan menghapus konten berbahaya di seluruh produk dan platformnya.
Pemerintah India dan Perdana Menteri Narendra Modi telah menyuarakan keprihatinan mereka terhadap konten deepfake AI dalam beberapa hari terakhir.
Selama pertemuan virtual negara-negara G20 pada hari Rabu, Perdana Menteri Modi meminta para pemimpin global untuk bersama-sama bekerja untuk mengatur AI, dan menyuarakan keprihatinannya atas dampak negatif dari deepfake pada masyarakat.
Negara-negara di seluruh dunia berlomba-lomba untuk membuat aturan untuk mengatur AI. India telah memperketat peraturan perusahaan media sosial, yang menganggap negara Asia Selatan ini sebagai pasar dengan pertumbuhan tertinggi.
Tahun lalu, pemerintah secara pribadi mengkritik perusahaan-perusahaan tersebut karena tidak menghapus apa yang disebutnya sebagai berita palsu di situs mereka, yang dikatakannya telah memaksanya untuk memerintahkan penghapusan konten.
(jsn/jsn)