Pertama Kalinya Israel Cegat Rudal dari Yaman di Luar Angkasa
Hide Ads

Pertama Kalinya Israel Cegat Rudal dari Yaman di Luar Angkasa

Tim - detikInet
Rabu, 08 Nov 2023 15:30 WIB
Rudal Houthi dicegat Israel
Rudal Houthi dicegat Israel di luar angkasa. Foto: Daily Mail
Jakarta -

Luar angkasa telah menjadi medan perang baru dalam konflik Israel dan Hamas, setelah Israel untuk pertama kalinya menembak jatuh sebuah roket yang terbang 'di luar atmosfer bumi'.

Israel Defence Forces (IDF) mengklaim sistem pertahanan rudal Arrow miliknya berhasil menghancurkan 'ancaman udara' yang diduga ditembakkan oleh pemberontak Houthi yang didukung Iran di Yaman. Jika Iron Dome untuk menangkal rudal jarak pendek, Arrow lebih untuk mencegat rudal jarak jauh.

Roket itu diduga mencapai garis Karman, batas antara atmosfer Bumi dan luar angkasa, tingginya sekitar 100 kilometer. IDF mengatakan Arrow mencegat rudal permukaan ke permukaan di Laut Merah. Senjata itu ditembakkan ke wilayahnya setelah menempuh jarak hampir 1.000 mil dari Yaman.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Juru bicara militer Houthi Yahya Saree, mengklaim itu adalah serangan ketiga yang dilancarkan terhadap Israel dan bersumpah akan ada serangan lebih lanjut sampai 'agresi Israel' berhenti.

Militer Houthi Yaman ikut serta dalam konflik Israel-Hamas pada tanggal 31 Oktober ketika kelompok tersebut menembakkan drone dan rudal ke Israel.

ADVERTISEMENT

Sistem pertahanan Arrow, yang dibuat Israel bersama dengan AS, pertama kali diuji tahun 2013, diikuti oleh pengujian lainnya di 2014 dan sekali lagi pada tahun 2019 di negara bagian Alaska, di tengah kekhawatiran terhadap program rudal nuklir dan balistik Iran. Teknologinya dirancang untuk mencegat rudal balistik di luar atmosfer Bumi.

Dikutip detikINET dari Daily Mail, Arrow punya kemampuan hipersonik dan dapat mempertahankan wilayah yang luas, memberikan perlindungan komprehensif terhadap lokasi strategis dan wilayah berpenduduk besar.

Houthi diyakini meluncurkan rudal jarak jauh Barkan 3 yang dipandu laser, yang menghindari deteksi lapisan pertahanan lainnya, sehingga memaksa Israel untuk menggunakan Arrow-nya.

"Sistem Arrow hari ini menunjukkan bahwa Israel memiliki teknologi paling canggih untuk pertahanan terhadap rudal balistik pada berbagai jarak," klaim CEO dan Presiden Israel Aerospace Industries, Boaz Levy.

[Gambas:Youtube]



(fyk/fyk)