PM Inggris Peringatkan Sisi Mengerikan AI, Apa Itu?
Hide Ads

PM Inggris Peringatkan Sisi Mengerikan AI, Apa Itu?

Fino Yurio Kristo - detikInet
Minggu, 29 Okt 2023 21:45 WIB
Rishi Sunak suka sarapan di McDonalds
PM Inggris Rishi Sunak. Foto: site news
London -

Perdana Menteri Inggris, Rishi Sunak, berbicara tentang kecerdasan buatan atau AI (artificial intelligence). Sosok keturunan India ini menyebut ada berbagai bahaya AI meski manfaatnya juga besar.

Menurutnya, kecerdasan buatan dapat membantu mempermudah pembuatan senjata kimia dan biologi oleh kaum kriminal. Bahkan dalam skenario terburuk, masyarakat bisa kehilangan kendali atas AI sehingga teknologi itu tidak dapat dimatikan.

Di sisi lain, AI juga bisa mendorong pertumbuhan ekonomi dan produktivitas, meskipun diakui bahwa hal tersebut dapat juga akan berdampak pada pasar tenaga kerja. Sunak mengatakan dalam pidatonya AI akan membawa transformasi seperti revolusi industri, munculnya listrik, atau lahirnya internet.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun kelompok teroris misalnya, dapat menyalahgunakan AI untuk menebar ketakutan dalam skala lebih besar. Ia menilai mengurangi risiko kepunahan manusia akibat AI harus menjadi prioritas global.

"Dalam kasus yang paling tidak terduga namun ekstrem, terdapat risiko bahwa umat manusia akan kehilangan kendali sepenuhnya atas AI melalui jenis AI yang terkadang disebut sebagai kecerdasan super," kata Sunak yang dikutip detikINET dari CNBC.

ADVERTISEMENT

Akan tetapi secara umum, dia optimis mengenai potensi dan manfaat AI. Ancaman yang akan lebih nyata bagi banyak orang adalah gangguan yang disebabkan oleh AI terhadap pekerjaan.

Itu karena AI sudah secara efisien melakukan tugas-tugas admin seperti menyiapkan kontrak dan membantu membuat keputusan yang biasanya dilakukan oleh karyawan. Ia yakin pendidikan adalah solusi mempersiapkan masyarakat menghadapi perubahan ini.

Otomasi dari AI memang telah mengubah sifat pekerjaan pabrik dan gudang, misalnya, namun menurut Sunak belum akan sepenuhnya menghilangkan pekerjaan manusia.

Menurutnya, terlalu sederhana untuk mengatakan bahwa kecerdasan buatan akan mengambil alih pekerjaan manusia dan meminta masyarakat untuk memandang teknologi sebagai co pilot atau alat bantu dalam aktivitas sehari-hari di tempat kerja.




(fyk/agt)