Kemampuan pertempuran udara menggunakan drone menjadi kemampuan wajib untuk angkatan udara di masa depan. Dalam hal ini, China juga memiliki berbagai drone canggih untuk angkatan bersenjata mereka.
Dalam laporan Laporan bertajuk 'Military and Security Developments Involving the People's Republic of China' yang dipublikasi Kementerian Pertahanan AS, Kamis (19/10) kemampuan pesawat nirawak milik Angkatan Udara China (PLAAF) juga menjadi sorotan, selain perkembangan jet tempur mereka.
Laporan tersebut mengungkap bahwa PLAAF telah melakukan modernisasi secara komprehensif terhadap armada drone mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"China melanjutkan modernisasi secara komprehensif terhadap seluruh drone mereka, hal ini terlihat dalam tiga tahun terakhir," tulis laporan tersebut.
Modernisasi drone PLAAF dapat dilihat dengan munculnya drone PLAAF yang sudah menggunakan pendorong jet. Drone yang dimaksud adalah Unmanned Aerial Vehicle (UAV) Xianglong.
Selain itu, laporan ini juga mengindikasikan bahwa PLAAF sudah memiliki kemampuan tempur udara tanpa awak. Kemampuan ini dapat dicapai dengan beroperasinya Unmanned Combat Aerial Vehicle(UCAV) WZ-8 yang diklaim memiliki kecepatan supersonik.
Selain WZ-8, China juga mengoperasikan drone tempur yang memiliki kemampuan mirip dengan WZ-8 yaitu GJ-11 yang dirancang untuk mampu lepas landas dari kapal serbu amfibi Tipe 075 milik Angkatan Laut PLA (PLAN).
Kedua drone tersebut memiliki kemampuan siluman dan mampu menjalani pertempuran elektronika. Selain itu, keduanya sudah dibekali rudal berpemandu presisi.
Selain drone tempur, kemampuan drone China juga dapat dilihat pada Armada Udara PLAN (PLAN Aviation). Saat ini PLAN Aviation mengoperasikan dua jenis drone yaitu BZK-005 dan TW-328.
Kedua drone maritim tersebut dirancang untuk berbagai keperluan. Dalam hal ini, kemampuan utama dari keduanya adalah kemampuan untuk menjalankan pertempuran anti-kapal selam.
Selain perang, drone tersebut dapat dijadikan pusat komunikasi saat terjadi bencana, pemadam kebakaran dan sarana modifikasi cuaca.
Semakin masifnya China dalam menggunakan drone dalam militer mereka juga mendorong China untuk mengembangkan aplikasi tempur yang terintegrasi. Dalam laporan ini disebutkan bahwa beberapa pengembang China sudah menunjukkan minat dalam pengembangan aplikasi tempur.
*Artikel ini ditulis oleh Argya D. Maheswara, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom
(fyk/fyk)