.webp)
Aktivis lingkungan asal Swedia, Greta Thunberg menghapus foto yang diunggah sebagai dukungan kepada Palestina. Tindakan itu karena ada boneka gurita pada foto itu yang dianggap menjadi simbol anti-semit.
Dalam unggahan awal di akun X pribadinya @GretaThunberg, Greta mengunggah foto bersama tiga temannya. Dalam foto itu terlihat poster 'Stand with Gaza', 'Free Palestine' dan salah satu teman lainnya membawa poster 'Climate Justice Now!' dengan boneka gurita di bawahnya.
Ternyata, gurita secara simbolis sudah digunakan sebagai propaganda anti Yahudi. Simbol gurita sebagai lambang anti-semit sudah digunakan dalam kartun era Nazi seperti dilansir dari New York Post.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Greta mengkonfirmasi bahwa ia tidak sadar atas keberadaan boneka gurita dalam unggahan tersebut.
"Saya tahu simbol boneka gurita pada unggahan sebelumnya artinya adalah anti-semitisme, saya tidak menyadarinya," ungkap Greta.
Walau begitu, Greta kembali mengunggah foto dukungannya kepada Palestina dalam sebuah unggahan susulan di akun X pribadinya. Dalam unggahan terakhir, boneka gurita dalam foto sudah tidak terlihat.
"Hari ini kami menyatakan solidaritas pada Palestina dan Gaza. Dunia perlu menyerukan gencatan senjata dengan segera, keadilan serta kebebasan bagi Palestina dan semua warga sipil yang terkena dampak," tulisnya dalam unggahan susulan.
Greta mengatakan bahwa penghapusan unggahan sebelumnya merupakan langkahnya untuk menentang segala jenis diskriminasi.
"Kami tentu saja menentang segala jenis diskriminasi, dan mengutuk anti-semitisme dalam segala bentuk. Ini tidak bisa dinegosiasikan. Itu sebabnya saya menghapus posting terakhir," tambah Greta.
Juru bicara Angkatan Bersenjata Israel (IDF), Arye Sharuz Shalicar mengecam unggahan Greta yang mendukung Palestina. Dia mengatakan bahwa Greta adalah pendukung teror.
"Apa yang dilakukan Greta, bahwa dia sekarang menunjukkan solidaritas dengan Gaza tanpa mengatakan sepatah kata pun tentang pembantaian orang Israel menunjukkan bahwa dia tidak mendukung Palestina, tetapi mendukung teror Palestina atau Hamas dan Jihad Islam," jelas Sharuz.
*Artikel ini ditulis oleh Argya D Maheswara, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(fay/fay)
