Tiba di Ukraina, Tank Abrams Amerika Mau Bantai Tank Rusia
Hide Ads

Tiba di Ukraina, Tank Abrams Amerika Mau Bantai Tank Rusia

Fino Yurio Kristo - detikInet
Jumat, 29 Sep 2023 18:16 WIB
Tank Abrams Amerika Serikat
Tank M1 Abrams jagoan Amerika. Foto: Getty Images
Kyiv -

Tank M1 Abrams buatan Amerika akhirnya tiba di Ukraina dengan misi spesifik, membunuh tank Rusia. Seperti apa kebolehannya?

Dikutip detikINET dari Insider, Jumat (29/9/2023) M1 Abrams bisa jadi merupakan tank terbaik yang diterima Ukraina. "Ia bisa melakukan hal lain, tapi ia dibuat untuk membunuh tank," kata Robert Greenway, pakar di Institut Hudson.

M1 Abrams yang dikirim versi M1A1, bukan versi baru A2s. Itu lantaran tank baru butuh waktu lebih lama untuk dikirimkan ke Ukraina. Gian Gentile, direktur Arroyo Center RAND, mengatakan tak ada perbedaan signifikan antara Abrams dan tank Leopard Jerman dan Challenger Inggris, namun diklaim ada kesenjangan besar antara Abrams dan tank Rusia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bahkan T90M Rusia lebih rendah kemampuannya dibanding ketiga tank Barat itu. Tank Rusia lebih ringan dan karenanya lebih rentan, dan optik serta sistem pengendalian tembakannya tak setara dengan Abrams, atau Leo atau Challenger," kata Gentile, pensiunan perwira Angkatan Darat AS.

Memang, M1 Abrams awalnya dirancang memberi AS keunggulan atas Uni Soviet dalam peperangan darat. Mesin turbin gasnya yang kuat dapat membawa M1A1 seberat 60 ton melaju hingga 70 kilometer per jam. Senjata utamanya menembak akurat saat bergerak.

ADVERTISEMENT

Adapun armor beratnya memberi perlindungan terhadap senjata anti tank. Rancangannya pun ditekankan pada kemampuan bertahan hidup pra kru. Tank buatan Amerika memiliki lapis baja jauh lebih berat dibanding tank Rusia. Saat Perang Teluk, militer AS mencatat beberapa contoh tembakan musuh memantul dari tank itu.

Abrams pun sangat berat dibandingkan dengan tank Rusia. "Tetapi semua bobot tersebut memberikan perlindungan yang baik bagi kru," kata Gentile.

"Abrams, baik A1 maupun A2, dibuat dengan mengetahui bahwa kami harus membunuh lebih banyak tank Rusia. Kami takkan pernah memproduksi tank sebanyak yang dimiliki Rusia. Kami hanya akan memproduksi satu tank yang mampu menghancurkan beberapa tank Rusia dan bertahan dalam prosesnya," papar Greenway.

Kesaksian dari Perang Teluk mengungkapkan bahwa di akhir konflik, hanya 9 M1A1 rusak dan tidak ada satu pun akibat aksi musuh. Dua di antaranya sengaja disabotase untuk mencegah direbut, tujuh lainnya dirusak oleh tembakan teman, sebuah masalah yang muncul karena tank dapat mencapai target jarak jauh, sehingga menyulitkan awak membedakan antara teman dan lawan.

"Tidak ada tank tempur utama lainnya, apalagi tank tempur utama Rusia, yang menghadirkan tantangan bagi Abrams dalam hal persenjataannya," klaim Greenway.

Mantan perwira AS lain sebelumnya mengatakan bahwa selama Perang Teluk, Abrams dengan cepat menghindari musuh sambil memindai dan menyerang sasaran. Sebagian besar kekuatan penghancur tank ini berasal dari peluru depleted uranium.

Peluru itu sangat efektif menembus armor musuh karena malah semakin tajam saat terkena benturan. Menurut mantan Kolonel Inggris Hamish de Bretton-Gordon, DU adalah amunisi tank terkuat dengan daya gedor jauh lebih besar dari amunisi tank tradisional.

"Ini sangat efektif untuk membunuh tank-tank Rusia. Dengan DU juga berarti Anda bisa menembak tank Rusia di posisi mana pun, bahkan walaupun lapisan tank-nya paling tebal," cetusnya.

Tetapi meski Abrams tangguh dan kuat, bukan berarti tank ini tidak dapat dihentikan. Ia berpotensi rentan terhadap beberapa ancaman yang telah melumpuhkan beberapa tank Leopard dan Challenger di Ukraina, seperti ranjau anti tank, rudal, artileri, dan drone. Tak semua area tangki terlindungi merata.

Rusia sendiri sudah menyatakan M1 Abrams akan terbakar dalam konflik di Ukraina. "Semua ini sama sekali tidak mempengaruhi esensi operasi militer khusus dan hasilnya. Mereka juga akan terbakar," kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov.




(fyk/fay)