Kekacauan lalu lintas akibat taksi otonom ngadat terjadi di San Fransisco, Amerika Serikat. Penyebabnya adalah sepuluh taksi otonom mati akibat kehilangan koneksi bandwith.
Peristiwa ini terjadi pada Jumat (11/08/2023) waktu setempat. Dalam video yang diunggah oleh akun X @friscolive415, tampak kesepuluh mobil otonom yang menjadi taksi saat itu mendadak berhenti di sekitar perempatan jalan.
Seperti dikutip detikINET dari Futurism, lalu lintas di sekitarnya menjadi ikut tidak bergerak karena beberapa taksi otonom tersebut menghalangi jalan. Peristiwa ini juga memicu kericuhan karena para pengendara lain merasa lalu lintasnya terganggu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikutip dari CBC, penyebab matinya taksi otonom tersebut adalah hilangnya koneksi bandwith karena sebuah festival musik yang menyedot seluruh sinyal bandwith di sekitar lokasi kejadian. "Kami secara aktif menginvestigasi dan mengerjakan solusi untuk mencegah ini terjadi lagi. Kami minta maaf pada yang terdampak," kata Cruise, perusahaan yang mengoperasikan taksi otonom itu.
π¬ @Cruise self-driving operations had a complete meltdown earlier in North Beach. We overheard on the scanner that all Cruise vehicle agents were tied up at the time (not literally) and so North Beach was going to get a delayed response. But wow, WTF!pic.twitter.com/D89xrSxAdu
β FriscoLive415 (@friscolive415) August 12, 2023
Salah seorang warga tidak senang dengan kejadian ini. "Jika ada kondisi darurat, ambulans tidak dapat lewat. Kami tak butuh mereka di sini. Kami baik-baik saja sebelum mereka datang," cetus seorang warga, Jeffrey Bilbrey.
Mobil Otonom sebagai Taksi
Keberadaan mobil otonom sebagai bentuk dari teknologi yang menjadikan mobil dapat bergerak tanpa kendali manusia telah menjadi kenyataan saat ini. Bahkan di beberapa negara, mobil otonom sudah difungsikan sebagai taksi. Beberapa pelopor taksi otonom sendiri di antaranya adalah Cruise dan Phoenix di Amerika Serikat, Apollo Go di China dan VOI di Korea Selatan.
Bergantung Pada Koneksi
Mekanisme mobil otonom untuk bergerak sebagaimana mobil konvensional bergantung pada keberadaan koneksi bandwith yang mendukung. Tanpa kehadiran koneksi yang mendukung, mobil otonom tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya untuk bergerak tanpa kendali manusia.
Hal ini dikarenakan mobil otonom menggunakan sistem Global Positioning System (GPS) dan sensor untuk bergerak dan mendeteksi sesuatu di sekitarnya. Seluruh sistem tersebut sangat bergantung pada koneksi yang kuat, terutama dari segi infrastruktur yang mendukung koneksi tersebut.
(fyk/fyk)