Salah satu pesawat berukuran raksasa buatan Rusia nasibnya mengenaskan. Kini terbengkalai di pantai, padahal dulu bikin Amerika Serikat merinding.
Kapal-pesawat hybrid Rusia MD-160 dirancang pada tahun 1975 dan benar-benar digunakan oleh angkatan laut Soviet dan Rusia dari tahun 1987 selama tahap akhir Perang Dingin sebagai bagian dari program wing-in-ground-effect (WIG).
Pesawat itu kemudian dipensiunkan pada akhir 90-an. Rusia meninggalkan pesawat besar itu di pangkalan angkatan laut Kaspiysk yang tidak terpakai.
Baca juga: 11 Ilmuwan Indonesia yang Karyanya Mendunia |
Setelah beberapa dekade, akhirnya ditarik keluar dari penyimpanan. Dan pada tahun 2020, pesawat tersebut dibawa melintasi Laut Kaspia dalam perjalanan 14 jam dari pangkalan angkatan laut ke Derbent, Dagestan dalam upaya mengubahnya menjadi objek wisata.
Pesawat yang lebih besar dari Boeing 747 ini seharusnya dipajang di Taman Patriot. Namun malah dipakir di gundukan pasir pantai.
Monster Laut
MD-160, sebuah kapal-pesawat hybrid yang dikenal sebagai "Monster Laut Kaspi". Kapal ini adalah salah satu dari jenis kendaraan efek tanah (Ground Effect Vehicle, GEV), yang mampu meluncur di atas permukaan air tanpa menyentuhnya. Kapal ini dikembangkan oleh Uni Soviet sebagai senjata rahasia yang sulit dideteksi oleh radar musuh.
MD-160 adalah bagian dari kelas Lun, yang merupakan salah satu kelas terakhir dari program GEV Uni Soviet. Kapal ini memiliki panjang lebih dari 70 meter dan tinggi hampir 20 meter, dengan berat mencapai 380 ton.
Kapal ini ditenagai oleh delapan mesin turbofan Kuznetsov NK-87 yang dipasang di sayap depan, yang masing-masing menghasilkan dorongan sebesar 127,4 kN. Dengan kecepatan maksimum 550 km/jam, kapal ini bisa terbang hingga ketinggian lima meter di atas permukaan air.
MD-160 dirancang untuk melakukan serangan laut dengan cepat dan mendadak. Kapal ini dilengkapi dengan enam rudal anti-kapal P-270 Moskit yang ditempatkan di peluncur di bagian atas badan pesawat. Rudal ini memiliki jangkauan hingga 120 km dan kecepatan lebih dari dua kali kecepatan suara. Kapal ini juga memiliki sistem pelacakan canggih yang dipasang di hidung dan ekor pesawat.
MD-160 mulai beroperasi pada tahun 1987 dan menjadi satu-satunya kapal kelas Lun yang selesai dibangun. Kapal ini bertugas di Armada Laut Kaspi Uni Soviet, yang menjadikannya julukan "Monster Laut Kaspi". Namun, kapal ini hanya bertahan selama beberapa tahun, karena program GEV dibatalkan setelah runtuhnya Uni Soviet pada awal tahun 1990-an. Kapal ini kemudian disimpan di Pangkalan Angkatan Laut Kaspiysk, di mana ia tetap berada hingga sekarang.
MD-160 adalah salah satu contoh dari inovasi teknologi militer Uni Soviet yang luar biasa, tetapi juga tragis. Kapal ini menunjukkan potensi besar sebagai senjata baru dalam peperangan laut, tetapi juga menjadi korban dari perubahan politik dan ekonomi yang mengakhiri era Perang Dingin. Meskipun begitu, kapal ini tetap menjadi salah satu karya arsitektur militer paling mengesankan dan menarik yang pernah ada.
Karena kualitasnya yang unik, otoritas intelijen AS melakukan penggalian untuk mengungkap dokumen rahasia yang merinci peran WIG. Hasil temuan bikin mereka terperangah pada pesawat raksasa ini.
"WIG kelas Utka adalah kendaraan serangan taktis dan pertahanan pantai untuk Angkatan Laut Soviet. Ia membawa enam rudal jelajah anti-kapal supersonik SS-N-22," ujar pejawab CIA
"Utka, dapat menyerang kapal musuh hingga ke cakrawala radarnya (sekitar 35 kilometer/22 mil) tetapi dapat menembakkan SS-N-22 ke jangkauan rudal 100 kilometer (62 mil) dengan penargetan over-the-horizon. data."
"Kami percaya bahwa pasukan penyerang Utka atau pasukan pertahanan pesisir akan memberi Soviet kemampuan reaksi cepat terhadap kombatan permukaan," pungkasnya.
Simak Video "Pesawat Diduga Milik Rusia Jatuh-Tabrak Rumah di Kiev"
(afr/afr)