Populasi Jepang Anjlok Parah, Yakuza Pun Kelabakan
Hide Ads

Populasi Jepang Anjlok Parah, Yakuza Pun Kelabakan

Fino Yurio Kristo - detikInet
Selasa, 01 Agu 2023 05:45 WIB
People carry umbrellas to shield themselves from the intense heat from the sun as they walk across an intersection Wednesday, July 12, 2023, in Tokyo. (AP Photo/Kiichiro Sato)
Kota Tokyo, Jepang. Foto: AP/Kiichiro Sato
Tokyo -

Populasi Jepang yang terus menurun berdampak pada banyak bidang, termasuk dunia bawah tanah, dalam hal ini adalah geng Yakuza. Karena anak muda makin sedikit, Yakuza mulai didominasi oleh orang-orang yang sudah tua.

Dikutip detikINET dari Guardian, mayoritas yakuza berusia di atas 50 tahun dan sekarang ada lebih banyak gangster di usia 70-an daripada di usia 20-an. Sementara itu, industri pornografi senior jadi bisnis yang berkembang, dengan pemeran berusia 60-an, 70-an, dan bahkan 80-an.

Semua 47 prefektur Jepang mencatat penurunan populasi di tahun 2022 dan jumlah total orang Jepang turun hampir 800.000. Angka dari Kementerian Dalam Negeri Jepang itu memang sanat memprihatinkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perdana Menteri Jepang menyebut tren itu sebagai krisis dan berjanji untuk mengatasinya. Namun kebijakan nasional sejauh ini gagal mengurangi penurunan populasi di Negeri Sakura.

Data baru menunjukkan kematian mencapai rekor tertinggi lebih dari 1,56 juta sementara hanya ada 771.000 kelahiran di Jepang pada tahun 2022, merupakan pertama kali jumlah bayi baru lahir turun di bawah 800.000 sejak pencatatan dimulai.

ADVERTISEMENT

Bahkan naiknya penduduk asing tertinggi sepanjang masa lebih dari 10% menjadi 2,99 juta, tak bisa menghentikan penurunan total populasi, yang telah anjlok 14 tahun berturut-turut menjadi 122,42 juta pada tahun 2022.

Populasi lansia Jepang sudah mempengaruhi hampir setiap aspek masyarakat. Lebih dari separuh kotamadya ditetapkan sebagai distrik yang tidak berpenghuni, sekolah ditutup, dan lebih dari 1,2 juta usaha kecil pemiliknya berusia sekitar 70 tahun tanpa penerus.

Ada sedikit kabar baik. Sekitar 300 kota kecil telah meningkatkan kelahiran secara signifikan melalui kombinasi bantuan uang yang murah hati dan kebijakan untuk menciptakan lingkungan lebih ramah anak. Kota yang menawarkan penawaran terbaik pada orang tua baru hampir pasti menerima migrasi dari daerah lain oleh mereka yang berencana memiliki keluarga.




(fyk/rns)
Berita Terkait