Operasi aparat dari Amerika Serikat dan Kanada, berhasil mengangkat sebagian puing dari kapal selam Titan, berikut juga sisa-sisa yang diduga jasad manusia. Jasad tersebut kini sedang dianalisis.
"Profesional medis Amerika Serikat akan melakukan analisis formal terhadap dugaan sisa-sisa manusia yang telah ditemukan dengan hati-hati di dalam reruntuhan di lokasi kejadian," kata US Coast Guard.
Karena ledakan yang dahsyat, diduga jasad kelima korban tak bisa dikenali. Jasper Graham Jones, Associate Professor Mechanical and Marine Engineering di Universitas Plymouth, yakin kemungkinan menemukan sesuatu yang menyerupai tubuh di antara sisa-sisa jasad itu adalah sangat rendah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemungkinan menemukan mereka (tubuh) sangat rendah karena kemungkinan (yang tersisa) hanya tulang dan jaringan ikat," katanya seperti dikutip detikINET dari Mirror.
Jenazah akan dikirim untuk pengujian DNA di mana penyelidik berusaha untuk mencoba dan mengidentifikasi individu, seperti yang dilakukan dalam investigasi kejahatan. Akan tetapi tugas itu tidak mudah.
"(Ini akan menjadi) tes DNA, mirip-mirip dengan penyelidikan kejahatan, di mana tulang telah ditemukan. Tulang dapat dianalisis untuk menentukan catatan kesehatan dan medis. (Tapi itu akan) sangat sulit, zat lunak atau cair apa pun takkan bertahan karena tekanan dan air," paparnya.
Dia juga yakin jenazah tersebut mungkin telah terkontaminasi silang oleh hewan, yang dapat menunda identifikasi para korban. "Selain itu, bisa terjadi kontaminasi silang pada orang dan hewan yang berbeda", tambahnya.
Puing-puing Titan ditemukan oleh Pelagic Research Services, sebuah perusahaan kendaraan bawah laut AS. Mereka menggunakan kendaraan khusus yang dioperasikan jarak jauh untuk menemukan kapal selam yang hancur sekitar 3.800 meter di bawah air dan sekitar 400 meter dari reruntuhan Titanic.
Penyelidikan besar-besaran tengah dilakukan untuk mencari penyebab ledakan kapal selam Titan yang menewaskan seluruh penumpangnya itu, sehingga pemulihan puing-puing dari reruntuhan menjadi prioritas US Coast Guard dan lembaga terkait.