Kecanduan Donasi Streamer Idola, Pria Ini Banyak Hutang & Bakar Apartemen
Hide Ads

Kecanduan Donasi Streamer Idola, Pria Ini Banyak Hutang & Bakar Apartemen

Panji Saputro - detikInet
Selasa, 09 Mei 2023 09:45 WIB
People problems, poverty.
Terlalu ambisius ingin jadi penggemar teratas, seorang pria kecanduan berdonasi ke streamer idolanya. Ekonominya terpuruk dan punya hutang. (Foto: Getty Images/iStockphoto/kieferpix)
Jakarta -

Live streaming menjadi salah satu kegiatan yang cukup populer belakangan ini. Tidak hanya menampilkan orang-orang yang bermain game saja, tetapi juga hal apapun entah sekedar curhat, bernyanyi atau lain sebagainya.

Biasanya tujuan mereka yang melakukannya, agar bisa menambah penghasilan dari melakukan siaran langsung. Cara supaya cuannya juga terbilang tidak terlalu rumit, karena selain digaji dari pihak aplikasi, juga berasal dari sumbangan atau donasi para penonton.

Namun ternyata, ada dampak buruk yang bisa dirasakan oleh penggemar aplikasi streaming ini, bila berlebih melakukan donasi kepada streamer idolanya. Hal ini telah terbukti dari kasus yang menimpa seorang pria asal Tokyo, Jepang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kisahnya terjadi pada tahun 2021. Saat itu, pria yang tak disebutkan namanya ini, kecanduan berdonasi kepada streamer idolanya, seperti dilansir detikINET dari Tokyo Reporter, Selasa (9/5/2023).

Kecanduan itu berujung pada hutang yang banyak, sehingga ia memutuskan untuk bunuh diri. Nah caranya mengakhiri hidup dengan membakar apartemen tempat ia tinggal.

ADVERTISEMENT

Dari hasil persidangan bulan April 2023 lalu, pria berusia 53 tahun tersebut mencoba bunuh diri dengan menyalakan api menggunakan minyak tanah. Itu terjadi pada pukul 03.00 waktu setempat, pada bulan Desember 2021.

Namun ternyata upaya bunuh diri tidak berhasil, dan malah meninggalkan kerusakan hingga 6 juta yen atau sekitar Rp 653 juta. Nah sebagian besar biaya perbaikannya ditanggung oleh pihak asuransi.

Ketika ditanya hakim mengapa memilih mengakhiri hidup dengan pembakaran, dirinya menjawab karena memiliki barang-barang yang tak pantas dilihat orang lain. Jadi dirinya tidak ingin barang tersebut terlihat setelah kematiannya, yang mana salah satunya ialah DVD video dewasa.

Terdakwa mengaku kalau ia mulai menggunakan aplikasi ini sejak Oktober 2020. Setidaknya setiap bulan, ia menghabiskan dana sekitar 80 ribu yen atau sekitar Rp 8,7 juta untuk berdonasi.

Hal itu membuat tabungannya menyusut, dan semakin memperburuk keadaan ekonominya di tengah pandemi. Belum lagi ada biaya ponsel untuk tiga orang termasuk mantan istri dan putranya, lalu sewa tempat tinggal, serta parkiran.

"Ada sistem peringkat di antara pemirsa, dan jika Anda berkontribusi banyak, Anda mendapat peringkat yang lebih tinggi, atau orang-orang memanggil Anda berulang kali," kata terdakwa.

Diketahui bahwa pria yang dimaksud menyukai salah satu streamer penyanyi berusia 20 tahun. Bahkan dirinya sempat menyebutkan kalau alasan hidupnya ialah untuk terus mendukung penyanyi idolanya.

Pada akhirnya pengadilan memberikan hukuman selama tiga tahun. Hanya saja sementara ini ditangguhkan selama lima tahun.

"Hukuman yang ditangguhkan tidak berarti Anda dimaafkan. Saya ingin Anda siap menghadapi kenyataan bahwa jika Anda tidak hanya melakukan pembakaran tetapi juga setiap dan semua kejahatan lain di dunia, masa percobaan Anda akan dicabut," kata hakim.




(hps/afr)