Ukraina girang karena mengklaim berhasil menjatuhkan rudal hipersonik Rusia, yang disebut sangat sukar dilawan. Rudal Kinzhal itu dicegat pada 4 Mei malam waktu setempat, menggunakan sistem pertahanan Patriot yang dipasok oleh Amerika Serikat.
Komandan Angkatan Udara Ukraina Mykola Oleshchuk mengumumkan operasi tersebut di Telegram pada hari Sabtu. "Saya mengucap selamat kepada orang-orang Ukraina atas peristiwa bersejarah tersebut. Ya, kami menembak jatuh Kinzhal yang 'unik'," tulis Oleshchuk.
Klaim yang belum dikonfirmasi ini jika benar merupakan kali pertama Ukraina berhasil mencegat salah satu rudal paling modern dari Moskow. Rusia sebelumnya kerap menggembar-gemborkan tentang kecepatan dan kemampuan rudal Kinzhal tersebut.
Militer Rusia mengatakan, Kinzhal yang kategorinya balistik atau antar benua memiliki jangkauan hingga 2.000 kilometer sehingga bisa ditembakkan jauh dari medan perang, dengan kecepatan 10 kali kecepatan suara. Oleh karena itu, ia dikatakan sangat sukar untuk dicegat dan dijatuhkan.
Kinzhal bisa memuat hulu ledak sampai 500 kilogram, baik bom konvensional atu nuklir. Intelijen Ukraina meyakini Rusia hanya punya beberapa lusin Kinzhal, walau belum dapat diverifikasi. Beberapa rudal Kinzhal diluncurkan ke sasaran di Ukrainabulan Maret, tapi tak jelas kerusakan apa yang diakibatkannya atau apa semuanya mencapai target.
AS sendiri setuju untuk mengirim sistem pertahanan darat ke udara tercanggihnya, Patriot, di Oktober 2022. Rudal Patriot dapat menyasar pesawat terbang, rudal jelajah, dan rudal balistik jarak pendek seperti yang digunakan Rusia untuk membombardir pemukiman Ukraina selama konflik.
Jika salah satu dari sistem Patriot sungguh menghancurkan Kinzal seperti yang diklaim Ukraina, maka kemampuan salah satu senjata generasi baru Rusia itu patut dipertanyakan.
Setelah Kinzhal pertama kali diuji, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa kecepatan hipersonik Kinzhal memungkinkannya untuk mengatasi semua sistem pertahanan anti pesawat dan anti rudal yang ada, mengirimkan hulu ledak nuklir dan konvensional dalam jarak lebih dari 2.000 kilometer.
Rusia telah membuat klaim ambisius untuk beberapa sistem militernya yang baru, tetapi kehebatannya belum benar-benar terbukti. Analis mempertanyakan kemampuan Kinzhal selama fase akhir penerbangannya, bahwa rudal itu mungkin tak dapat bermanuver atau cepat mendekati target.
Halaman selanjutnya, tamparan bagi Rusia>>>
(fyk/fyk)