Google Diperingatkan Bisa KO Dihajar ChatGPT Microsoft
Hide Ads

Google Diperingatkan Bisa KO Dihajar ChatGPT Microsoft

Fino Yurio Kristo - detikInet
Kamis, 27 Apr 2023 16:15 WIB
Google employees conduct a meeting at the Market Place restaurant, seen during a tour of Googles new Bay View Campus in Mountain View, California, U.S. May 16, 2022. Picture taken May 16, 2022.   REUTERS/Peter DaSilva
Google Diperingatkan Bisa KO Dihajar Microsoft. Foto: REUTERS/Peter DaSilva
Jakarta -

Kedatangan ChatGPT menurut pakar bisa mengubah permainan antara Google dan Microsoft. Dengan investasi besar di OpenAI, pembuat ChatGPT, Microsoft dinilai telah unggul dari Google khususnya di bidang kecerdasan buatan dan hal ini bisa berujung runyam bagi Google.

Cyrus Mewawalla, Head of Thematic Intelligence di GlobalData, menyebut AI sebagai tema besar tahun 2023 dan mengatakan bahwa Microsoft telah mencuri perhatian dengan investasinya di OpenAI. "Microsoft saat ini memenangkan perlombaan AI ini," cetus Mewawalla.

Seperti dikutip detikINET dari CNBC, Microsoft pun mulai mengintegrasikan kecanggihan ChatGPT di produk andalannya, mulai mesin cari sampai produk komputasi awan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Google pun dianggap ketinggalan, padahal bisa dibilang mereka lebih dulu berinvestasi di AI. Tahun 2014, mereka mengakuisisi startup AI asal Inggris Deepmind. Namun meski Google lumayan baik mengembangkan AI, mendadak mereka dikalahkan Microsoft tahun silam.

"Di satu sisi pada tahun 2022, itu (Google) memiliki momen Kodak. Mereka memiliki produk terkemuka tetapi mengesampingkannya karena takut dapat mengkanibalisasi bisnis intinya. Sekarang bisnis intinya berada di bawah ancaman besar," kata Mewawalla.

ADVERTISEMENT

Momen Kodak merujuk pada kebangkrutan raksasa Kodak karena walau pernah sangat jaya, pada akhirnya tidak mampu melihat tren pasar dan gagal beradaptasi ke era digital.

Google bukannya tinggal diam dan telah meluncurkan produk AI bernama Bard belum lama ini, yang rencananya juga akan dibenamkan di beragam produknya. Akan tetapi tetap saja Google dianggap kurang gesit.

"Masalah Google adalah meski mereka punya orang terpintar di AI, mereka adalah perusahaan engineer dan tidak memproduksi apa yang sudah mereka buat (di AI)," kata Richard Kramer, analis di Arete Research.




(fyk/asj)
Berita Terkait