Pengadilan Tinggi Spanyol mengabulkan permintaan ekstradisi Amerika Serikat untuk seorang warga negara Inggris bernama Joseph James O'Connor.
O'Connor adalah sosok yang ada di balik peretasan sejumlah akun Twitter populer di Amerika Serikat pada 2020 lalu, termasuk Presiden AS Joe Biden dan mantan Presiden AS Barack Obama. Ia ditangkap di Estepona, sebuah kota di Spanyol pada Juli 2021, demikian dikutip detikINET dari Reuters, Selasa (21/2/2023).
Meski permintaan ekstradisi AS ini sudah disetujui oleh Pengadilan Tinggi, namun pihak Pemerintah Spanyol masih harus menyetujuinya terlebih dahulu. Lalu O'Connor pun masih bisa naik banding atas keputusan tersebut, karena sebelumnya sudah mengajukan keberatan atas ekstradisi tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Pengadilan Tinggi Spanyol, posisi Amerika Serikat lebih baik untuk menjatuhkan hukuman ke O'Connor. Sebabnya barang bukti atas kejahatan O'Connor ada di Amerika Serikat, termasuk kerusakan yang ditimbulkan oleh peretasan tersebut.
Kejadian peretasan ini terjadi pada Juli 2020, saat itu ada sejumlah akun terverifikasi tenar yang dibajak. Termasuk akun Joe Biden -- saat itu masih berstatus kandidat presiden AS -- dan CEO Tesla Elon Musk, yang kini menjadi pemilik Twitter.
Selain itu akun yang menjadi korban ada juga milik mantan Presiden AS Barack Obama, Kim Kardashian, Bill Gates, Warren Buffett, Benjamin Netanyahu, Jeff Bezos, Michael Bloomberg, dan Kanye West.
Si peretasnya menggunakan akun korbannya itu untuk mencari sumbangan dalam bentuk aset kripto. Akibat aksinya itu, Twitter sampai harus menonaktifkan pengiriman kicauan dari sejumlah akun terverifikasi selama beberapa jam.
Saat itu diberitakan, Elon Musk menjadi akun pertama yang diretas. Dalam postingannya dia akan menggandakan pembayaran yang dikirim ke alamat bitcoin yang dicantumkan. Selang tidak berapa lama akun milik Bill Gates berkicau hal yang sama.
"Semua orang meminta saya untuk memberi kembali, inilah waktunya. Saya menggandakan semua kiriman ke alamat BTS saya dalam 30 menit. Kamu kirim USD 1.000, saya kirim balik USD 2.000," demikian sisi tweet Gates.
Kicauan tersebut pertama muncul di akun pendiri Microsoft ini pada Rabu siang pukul 13.34 waktu setempat, tetapi kemudian dihapus. Tweet yang sama muncul lagi pukul 13.48.
Setelah beberapa menit tweet dari tokoh ternama diposting, akun bitcoin yang muncul di beberapa kicauan tercatat telah membukukan 320 transaksi dan menerima lebih dari USD 113 ribu atau kisaran Rp 1,6 miliar. Imbas peretasan ini membuat saham Twitter merosot lebih dari 3%.
(asj/fay)