Pengamat media sosial sentil Baim Wong dan Paula Verhoeven kurang pertimbangan ketika membuat konten laporan KDRT palsu. Ia pun menyebut apa yang dilakukan oleh Baim Wong sangat tidak etis karena sudah melibatkan institusi pemerintahan.

Hal ini diungkapkan oleh Hariqo Wibawa Satria dari Komunikonten kepada detikINET melalui sambungan telepon, Senin (3/10/2022). Kata Hariqo, Baim kemungkinan sudah cukup merasa populer sehingga siapa saja yang di-prank olehnya tidak akan merasa marah.

"Paling (pikirnya -- red) kalau orang di prank, ketawa-ketawa terus minta foto. Tapi yang tidak dia pertimbangkan kalau prank individual itu urusan pribadi, ini sudah terkait institusi. Jadi, ada komentar warganet 'kalau sama institusi jangan kayak gitu', kan memang banyak kerjaan ketimbang melayani dia," ujarnya.

Selain itu, Hariqo melihat bisa jadi ada perhatian mengenai potensi viral dan menarik trafik membuat Baim tertarik membuat konten seperti itu. Sebagai catatan, kasus dugaan KDRT juga sedang panas-panasnya belakangan ini, terkait masalah Lesti Kejora - Rizky Billar.

"Iya, nggak etis, karena prank institusi dan KDRT itu kan isu yang sensitif. Kemudian, ngeprank sebetulnya titik kebahagiaan ada dua; melihat reaksi orang yang di-prank, yang kedua prank begitu viral jadi cuan," sambungnya.

Terakhir, Hariqo melihat adanya relasi kuasa yang mungkin sudah terpatri di kepala Baim. Mengingat, Baim Wong adalah salah satu artis yang cukup populer. Karena itu, ia menjadi tidak bisa berpikir lebih jernih ketika membuat konten prank.

"Biasanya yang dia prank itu kan status sosial-nya di bawah dia, jadi dia di situ ada relasi kuasanya," tandasnya.