Elon Musk Punya Amunisi Baru untuk Batalkan Beli Twitter
Hide Ads

Elon Musk Punya Amunisi Baru untuk Batalkan Beli Twitter

Virgina Maulita Putri - detikInet
Kamis, 01 Sep 2022 06:46 WIB
Elon Musk, the co-founder and chief executive of Electric carmaker Tesla, gestures during a ceremony in Dubai on February 13, 2017.
Tesla announced the opening of a new Gulf headquarters in Dubai, aiming to conquer an oil-rich region better known for gas guzzlers than environmentally friendly motoring. / AFP PHOTO / KARIM SAHIB        (Photo credit should read KARIM SAHIB/AFP via Getty Images)
Elon Musk Punya Amunisi Baru untuk Batalkan Beli Twitter Foto: AFP via Getty Images/KARIM SAHIB
Jakarta -

Elon Musk punya alasan baru untuk membatalkan akuisisi Twitter senilai USD 44 miliar atau sekitar Rp 653 triliun. Ia memanfaatkan pengakuan whistleblower dan mantan karyawan Twitter Peiter Zatko tentang keamanan dan masalah akun bot di Twitter.

Dalam surat yang dilayangkan kepada Komisi Sekuritas dan Bursa AS, tim pengacara Musk memberikkan pemberitahuan tambahan tentang pembatalan kesepakatan, yang mengutip informasi yang diungkap oleh Zatko sebagai salah satu alasan.

Zatko sendiri merupakan mantan kepala keamanan Twitter yang dipecat pada awal Januari lalu. Dalam klaimnya, Zatko mengatakan Twitter telah menipu publik dan regulator tentang masalah keamanan serius, termasuk soal bot dan spam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menanggapi klaim tersebut, tim pengacara Musk langsung memanggil Zatko untuk melakukan deposisi dan mencari bukti terkait spam, celah keamanan, mata-mata asing yang diduga bekerja di Twitter, dan bukti lainnya yang bisa membantu Musk untuk mundur dari kesepakatan membeli Twitter.

Bukti-bukti ini bisa menjadi amunisi baru bagi Musk, yang menuduh Twitter menyembunyikan jumlah akun bot dan spam yang sebenarnya sehingga mendorong CEO SpaceX dan Tesla itu untuk mundur membeli Twitter.

ADVERTISEMENT

"Pengaduan Zatko menuding terjadinya pelanggaran yang sangat luas di Twitter -- yang semuanya diungkap kepada direktur dan eksekutif senior Twitter, termasuk Parag Agrawal (CEO Twitter) -- yang kemungkinan memiliki konsekuensi besar bagi bisnis Twitter," kata perwakilan tim pengacara Musk Mike Ringler, seperti dikutip dari TechCrunch, Kamis (1/9/2022).

"Contohnya, Tuan Zatko menuding bahwa Twitter secara material tidak mematuhi kewajibannya berdasarkan keputusan persetujuan FTC tahun 2011 dan kewajiban umumnya berdasarkan undang-undang dan regulasi privasi data, praktek perdagangan tidak adil, dan peraturan perlindungan konsumen," sambungnya.

Ringler mencontohkan klaim Zatko lainnya, termasuk Twitter yang disebut rentan terhadap gangguan sistemik akibat kegagalan pusat data atau aktor jahat, yang diduga disembunyikan oleh eksekutif Twitter. Ia juga menyorot klaim Zatko yang mengatakan Twitter menuruti permintaan pemerintah India untuk memasang agen mata-mata dan memberikan akses terhadap data pengguna.

Selain meminta bukti-bukti tambahan dari Zatko, tim Musk juga meminta pengadilan untuk mengundur jadwal sidang yang saat dijadwalkan pada 17 Oktober menjadi pertengahan November.

Tidak tinggal diam, Twitter langsung membalas surat Musk. Perwakilan tim pengacara Twitter William Savitt mengatakan permintaan Musk untuk membatalkan perjanjian dibuat berdasarkan klaim dari pihak ketiga yang disebut tidak konsisten dan tidak akurat.




(vmp/rns)