Ketegangan antara China dan Taiwan semakin tinggi menyusul kunjungan Nancy Pelosi, ketua DPR Amerika Serikat ke Taiwan. Bahkan China langsung menggelar latihan militer besar-besaran. Hal ini bisa berdampak buruk pada industri elektronik seperti ponsel.
Pasalnya, Taiwan adalah salah satu pusat industri teknologi dunia. Salah satunya TSMC, manufaktur chip yang dipandang saat ini paling canggih di dunia. TSMC membuat prosesor untuk perusahaan seperti Apple dan Qualcomm.
Prosesor A dan M yang dipakai di iPhone terkini, adalah buatan TSMC. Dan karena TSMC memasok chip untuk Qualcomm, maka industri ponsel Android bisa pula terganggu lantaran banyak ponsel memakai chip dari Qualcomm. Apalagi saat ini juga sudah terjadi kelangkaan chip.
Baca juga: Ahli Chip Kawakan Apple Dibajak Samsung |
Chairman TSMC, Mark Liu, sudah mengutarakan kecemasannya bahwa China akan menyerang Taiwan. Hal itu bisa membuat TSMC lumpuh karena mereha bergantung pada rantai suplai global.
"Tidak ada yang bisa mengendalikan TSMC dengan paksa. Jika Anda menggelar kekuatan militer atau invasi, Anda akan menjadikan pabrik TSMC tidak bisa dioperasikan," katanya dalam wawancara dengan CNN yang dikutip detikINET.
"Karena ini adalah fasilitas manufaktur sangat canggih, maka ia bergantung pada koneksi real time dengan dunia luar, dengan Eropa, dengan Jepang, dengan AS, dari material sampai kimia sampai suku cadang sampai software dan diagnosis," jelasnya.
"Tidak ada yang menang dalam perang, semua orang kalah," tegasnya. Ia mencontohkan serangan Rusia ke Ukraina. Walau pun konfliknya berbeda, dampak ekonominya yang besar juga akan terjadi jika perang antara China dan Taiwan tak dapat dihindari.
Maka, dia mendorong agar para pemimpin negara mencoba mencegah perang terjadi. "Perang di Ukraina itu tidak bagus bagi kedua belah pihak, skenarionya adalah sama-sama kalah," kata sang bos TSMC memperingatkan.
Simak Video "Video Ancaman Trump ke TSMC Jika Tak Buat Pabrik di AS"
(fyk/rns)