Akun @eIonmusk terpantau ditangguhkan oleh Twitter, tetapi Elon Musk masih aktif men-tweet. Hal itu memicu kehebohan sekaligus kebingungan di waktu yang bersamaan para pengguna media sosial berlogo burung ini.
Apakah akun tersebut di-suspend sebagai balas dendam karena gagal beli perusahaan Twitter?
Sebuah akun Twitter @HighyieldHarry memposting dan memperlihatkan @eIonmusk telah ditangguhkan oleh Twitter dan viral. Ketika mengklik akun tersebut, memang benar demikian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun di saat bersamaan, pengguna Twitter juga memperlihatkan kalau akun @elonmusk baik-baik saja alias masih bisa men-tweet. Netizen pun jadi bingung dibuatnya
Selidik punya selidik, itu ternyata dua akun berbeda. Akun yang ditangguhkan oleh Twitter bukan milik Elon Musk. Sekilas memang mirip, tetapi bila lebih teliti, akun ini bukan menggunakan huruf l kecil, justru itu huruf i kapital.
Nama Elon Musk yang dikaitkan dengan Twitter tampak sedang panas-panasnya. Bikin gempar karena akan membeli Twitter tanpa cicilan, namun pada akhirnya Elon Musk mengurungkan niat mengambil alih perusahaan yang bermarkas di San Francisco, Amerika Serikat.
Salah satu alasan dibatalkannya transaksi itu, seperti disampaikan Elon Musk, kalau Twitter dituding memberikan informasi menyesatkan selama proses jual-beli perusahaan.
"Terkadang Twitter mengabaikan permintaan Musk, terkadang menolaknya karena alasan yang tampaknya tidak dapat dibenarkan, dan terkadang mengklaim untuk mematuhinya sambil memberikan informasi yang tidak lengkap atau tidak dapat digunakan kepada Musk," kata pengacara Musk, Mike Ringler
Dalam surat yang diajukan kepada SEC (Securities and Exchange Commission), pengacara Elon Musk, Mike Ringler, juga menuding Twitter melanggar perjanjian merger karena diduga berisi representasi yang tidak akurat secara material.
Tuduhan ini didasarkan pada tinjauan awal Musk sendiri terhadap akun spam di platform Twitter. Twitter mengatakan tidak mungkin menghitung akun spam hanya dari informasi publik dan tim ahli melakukan peninjauan untuk mencapai angka 5%.
Sebelumnya, pengajuan dari tim hukum Musk tampaknya menunjukkan bahwa miliarder tersebut menganggap perjanjian tersebut tidak valid. Namun, pihak Twitter mengatakan pihaknya menganggap perjanjian tersebut masih berlaku dan mereka mendesak Elon Musk untuk melanjutkannya. Jika tidak, Twitter mengancam akan menuntut Musk.
"Dewan Twitter berkomitmen untuk menutup transaksi pada harga dan persyaratan yang disepakati dengan Musk dan berencana untuk mengambil tindakan hukum untuk menegakkan perjanjian merger. Kami yakin kami akan menang di Delaware Court of Chancery," kata Ketua Dewan Direksi Twitter Bret Taylor, dikutip dari The Independent.
(agt/fyk)