Pasar Kripto Jeblok, Penambang Ramai-ramai Jual Murah GPU
Hide Ads

Pasar Kripto Jeblok, Penambang Ramai-ramai Jual Murah GPU

Virgina Maulita Putri - detikInet
Sabtu, 25 Jun 2022 17:28 WIB
Ilustrasi tambang kripto
Pasar Kripto Jeblok, Penambang Ramai-ramai Jual Murah GPU Foto: Dok. All Time Mining
Jakarta -

Dua tahun terakhir, gamer yang ingin membeli kartu grafis harus bersaing mati-matian dengan penambang kripto. Kini di tengah jebloknya pasar kripto global, para penambang mulai menjual murah stok GPU mereka.

Dalam tujuh bulan terakhir, kapitalisasi pasar kripto global turun dari USD 3 triliun menjadi USD 9 miliar. Karena penghasilan yang didapat dari menambang kripto sudah tidak sepadan dengan modalnya, penambang kripto langsung membanjiri marketplace dengan GPU bekas yang dibanderol murah.

Betapa tidak, berdasarkan data BitPro penambang Ethereum menghabiskan USD 15 miliar atau sekitar Rp 222,4 triliun untuk memborong kartu grafis selama 18 bulan terakhir. Harga rata-rata kartu grafis juga melonjak dari USD 400 pada tahun 2019 menjadi hampir USD 800 pada tahun 2021.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

Tren jual murah GPU ini paling terlihat di China, yang menjadi salah satu pusat penambangan kripto karena tarif listrik yang murah. Di marketplace barang bekas seperti Xianyu, ditemukan banyak seller yang menjual kartu grafis Nvidia RTX 30-series bekas dengan harga yang jauh lebih murah daripada harga pasaran.

Akun Twitter @I_Leak_VN memperlihatkan beberapa listing untuk kartu grafis RTX 3080 dengan harga mulai dari 3.500 Yuan atau sekitar Rp 7,7 juta. Padahal harga eceran RTX 3080 saat ini adalah USD 699 atau sekitar Rp 10,3 juta, seperti dikutip dari PC Gamer, Jumat (24/6/2022).



Namun ada yang mengatakan bahwa seller-seller di atas memasang harga palsu untuk menarik konsumen. Begitu ditanya, seller akan menaikkan harga yang ditawarkan menjadi 4.000-5.000 Yuan.

Tidak hanya dijual lewat marketplace, ada juga penambang yang sampai mengadakan lelang lewat livestream agar tumpukan GPU miliknya cepat terjual. Postingan di Baidu menunjukkan penjual yang melelang RTX 3060 Ti dengan kisaran harga USD 300 sampai USD 350 (sekitar Rp 4,4 - 5,1 juta).

Meskipun harganya jadi jauh lebih murah, membeli GPU bekas penambang kripto sangat tidak direkomendasikan. Pasalnya GPU ini sudah dipaksa bekerja keras selama berbulan-bulan hingga bertahun-tahun untuk menambang kripto sehingga performanya sudah tidak optimal lagi.

Tapi ada juga yang mengatakan kondisi GPU bekas dari penambang kripto masih lebih baik ketimbang bekas milik gamer, karena gamer sering overclock GPU mereka.

Ramainya penjualan GPU bekas penambangan kripto sebenarnya dipengaruhi beberapa faktor. Tidak hanya pasar kripto yang sedang lesu, tapi juga rencana Ethereum untuk mengubah modelnya dari mining menjadi proof-of-stake, di mana penambang yang menggunakan kartu grafis tidak bisa lagi menambang mata uang tersebut.

Selain itu, produsen kartu grafis seperti Nvidia juga akan segera merilis GPU generasi terbarunya, sehingga harga RTX 30-series juga akan jadi lebih murah.




(vmp/afr)