Kisah Penantang Elon Musk dari China yang Gagal Total
Hide Ads

Kisah Penantang Elon Musk dari China yang Gagal Total

Anggoro Suryo - detikInet
Minggu, 19 Jun 2022 18:15 WIB
Leeco
Foto: Anggoro/detikcom
Jakarta -

Jia Yueting (YT) punya target sangat tinggi lewat LeEco, sebagai pemain baru ia tak segan menantang perusahaan besar seperti Apple dan Tesla. Namun apa daya, LeEco gagal dan YT sempat jadi buronan.

LeEco pertama berdiri pada 2011 (LeTV sudah ada sejak 2004), lini bisnisnya luas. Dari mulai membuat ponsel, mobil listrik, sampai layanan video streaming. Bisnisnya ini (pada awalnya) terbilang sukses, bahkan LeEco sempat digadang sebagai Netflix-nya China.

Sukses di bisnis streaming, LeEco pun merambah bisnis yang lebih luas. Namun pada 2016, LeEco pernah terengah-engah karena kehabisan uang. Padahal, LeEco sempat mengadakan acara besar di San Francisco, Amerika Serikat pada Oktober 2016.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

LeecoAcara besar LeEco di Palace Fine Art, San Francisco, AS Foto: detikINET/Anggoro Suryo Jati

Di acara itu, Le Eco merilis sejumlah produk, termasuk ponsel Android Le Pro 3 dan memamerkan LeSee Pro, mobil otonom yang ada di film Transformers The Last Knight.

LeSee Pro, Mobil Listrik Tanpa Sopir dari LeEcoLeSee Pro, Mobil Listrik Tanpa Sopir dari LeEco Foto: detikINET/Anggoro Suryo Jati

Sayangnya, tak sampai sebulan setelah acara itu digelar, LeEco mulai goyah. Mereka menunggak bayaran utang sebesar NTD 4,25 miliar, namun YT belum mengakui kalau kondisi LeEco sudah memburuk.

ADVERTISEMENT

Ia pun mengambil sejumlah langkah, seperti memotong gaji dasarnya menjadi USD 0,15 dan mulai mem-PHK karyawan-karyawan LeEco. Namun YT kemudian masuk daftar hitam pengadilan China karena dianggap tak mampu bayar utang.

Pada Mei 2017 YT mundur dari jabatan CEO, meski masih menempati posisi chairman. Kemudian ia akhirnya mengakui ke para pemegang saham kalau LeEco mengalami masalah keuangan yang lebih buruk dari yang diperkirakan.

LeEco kemudian dikejar-kejar pemerintah China karena utangnya yang menggunung, dan YT pun pindah ke Amerika dan menjadi buron. Namun YT berkilah kalau kepindahannya ke AS itu untuk mengurus Faraday Future, startup mobil listrik yang ia dirikan.

Nasib malangnya belum berhenti. Pada 2019, Jia mengajukan kebangkrutan Chapter 11 di AS. Jia menyebut sudah membayar utang senilai USD 3 miliar, namun masih tersisa USD 2 miliar.

Kebangkrutan Chapter 11 artinya aset dan saham Jia diatur untuk membayar utangnya. Akan tetapi, Jia saat itu masih optimistis dapat bangkit. Dia bahkan berencana kembali ke China untuk mengembangkan Faraday Future.




(asj/asj)