Elon Musk Jawab Tudingan Nguber Diskon Pembelian Twitter
Hide Ads

Elon Musk Jawab Tudingan Nguber Diskon Pembelian Twitter

Adi Fida Rahman - detikInet
Rabu, 18 Mei 2022 07:17 WIB
Apakah Pembelian Twitter oleh Elon Musk adalah Keputusan Bisnis yang Tepat?
Foto: ABC Australia
Jakarta -

Sejumlah analis menuding Elon Musk sengaja melakukan penundaan akuisisi Twitter supaya mendapat penawaran lebih rendah dari USD 44 miliar atau Rp 633 triliun yang disepakati di awal.

"Pandangan kami adalah ketika Musk berkomitmen pada kesepakatan, tekanan besar pada saham Tesla sejak kesepakatan itu mengubah pasar saham/risiko [selama] bulan lalu, dan sejumlah faktor pembiayaan lainnya telah menyebabkan Musk menjadi 'cold feet'," kata Dan Ives dari Wedbush dalam sebuah catatan kepada investor.

"Di Twitter berurusan dengan bot bukan masalah baru dan kemungkinan lebih menjadi kambing hitam untuk mendorong harga yang lebih rendah," lanjutnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam konferensi All-In Summit yang berlangsung di Miami, AS, Musk mengatakan kesepakatan dengan harga lebih rendah bukan sesuatu yang mustahil, demikian laporan Bloomberg.

Dalam konferensi yang berlangsung Senin lalu waktu setempat, Musk menekankan lebih jauh soal akun palsu dan bot. Dia memperkirakan bahwa setidaknya 20% dari semua akun Twitter adalah bot dan akun palsu. Pernyataan tersebut ditegaskannya dalam kicauan di akun Twitternya.

ADVERTISEMENT

"20% akun palsu/spam, sementara 4 kali lipat dari klaim Twitter, bisa *jauh* lebih tinggi. Tawaran saya didasarkan pada keakuratan pengajuan SEC Twitter. Kemarin, CEO Twitter secara terbuka menolak untuk menunjukkan bukti <5%. Kesepakatan ini tidak dapat bergerak maju sampai dia melakukannya," tulis orang terkaya di dunia itu.

Pihak Twitter belum menanggapi komentar terbaru dari Musk.

Akhir pekan lalu, Musk telah mengumumkan bahwa pembelian Twitter "sementara ditahan" karena kekhawatiran bahwa jumlah bot di platform jauh lebih tinggi daripada yang diperkirakan perusahaan. Miliarder itu men-tweet bahwa timnya akan melakukan analisis independen pada jumlah bot dan juga mencoba melakukan crowdsource estimasi bot dari pengikutnya sendiri.

Musk kemudian ditegur oleh tim hukum Twitter karena mengungkapkan metodologi perusahaan untuk memperkirakan proporsi akun bot di seluruh platform.

Selang sehari kemudian CEO Twitter Parag Agrawal menjelaskan dalam serangkaian tweet bahwa perkiraan eksternal bot kemungkinan salah, karena platform menyertakan data pribadi dalam hitungannya.

"Sayangnya, kami tidak percaya bahwa estimasi khusus ini dapat dilakukan secara eksternal, mengingat kebutuhan kritis untuk menggunakan informasi publik dan pribadi (yang tidak dapat kami bagikan)," cuit Agrawal.

Musk menanggapi penjelasan Agrawal dengan serangkaian tweet yang menyertakan satu emoji tumpukan kotoran. Musk juga menyarankan agar Twitter memverifikasi apakah pengguna adalah manusia atau bukan dengan menelepon mereka di telepon.




(afr/afr)