Co-founder dan Chief Executive Officer (CEO) Gojek Kevin Aluwi menjadi pembicara tamu di Undergraduate Commencement Ceremony 2022, University of Southern California Marshall School of Business. Acara tersebut merupakan kelulusan para mahasiswa program sarjana.
USC Marshall School of Business adalah salah satu kampus bisnis terbaik di dunia yang didirikan pada tahun 1920 dan menjadi bagian dari University of Southern California (USC).
Kevin diundang menjadi pembicara lantaran menjadi salah satu alumni kampus tersebut dan dinilai sukses mendirikan Gojek, decacorn atau startup dengan valuasi di atas US$ 10 miliar pertama di Indonesia.
Acara kelulusan ini dibuka oleh Dekan USC Marshall School of Business Dr Geoffrey Garrett serta disiarkan langsung lewat kanal Youtube.
Kevin menerima gelar Bachelor of Science bidang Administrasi Bisnis dan minor (gelar tambahan) di bidang Hubungan Internasional dari USC pada 2009. Dalam sambutannya, Kevin mengungkapkan bahwa dirinya tidak menyangka mendapat kehormatan hadir kembali untuk berbicara di acara kelulusan kampus, setelah 13 tahun menjadi alumni.
Kevin kemudian bercerita bagaimana perjuangan membangun Gojek bersama co-founder lainnya di tahun 2010 dan merilis aplikasi Gojek pertama kali di tahun 2015. Dia membagikan beberapa prinsip untuk menjadi pegangan bagi para mahasiswa yang ingin bekerja, tak hanya di bidang ekonomi, tapi bagaimana membangun karier sendiri yang sesuai dengan passion.
Sukses menurut Kevin tak hanya dilihat dari angka-angka, tapi kesuksesan terbesar adalah ketika semua ide dan produk bisa terealisasi dengan baik dan bermanfaat bagi masyarakat. Dia juga menekankan pentingnya menghapus rasa takut dan serius mengejar apa yang menjadi keinginan.
"Saat masih remaja, mungkin saat saya bermain video game, ayah menyarankan agar saya mengambil karier di bidang keuangan dan bidang ini sangat penting. Semua orang terpintar dan tersukses ada di sektor ini. Ayah ingin saya bisa mencapai kebebasan finansial sendiri, jadi saya berencana masuk sekolah bisnis top di AS, bekerja di salah satu bank investasi, mendirikan hedge fund, dan profit," ungkap Kevin dalam keterangan tertulis, Selasa (17/5/2022).
Namun, 4 tahun setelah meninggalkan Jakarta untuk sekolah di USC, rencana tak sesuai harapan. Ia memang berhasil mencapai rencana pertama dengan masuk ke sekolah bisnis, tapi rencana kedua tidak berbuah hasil.
"Saya tidak menjadi analis dan belum mendapatkan tawaran pekerjaan apa pun dan 2009 itu terjadi krisis keuangan global yang membuat beberapa perusahaan hanya menerima kandidat yang menjanjikan," imbuh Kevin.
Ketika itu, Kevin bahkan mengirim ribuan email, tapi tak ada satu pun berhasil dengan baik. Ia juga mencari daftar internal alumni yang bekerja di keuangan dan menghabiskan tiga minggu untuk mengirim 5.000 email selama 20 hari.
"Dengan modal semangat, energi, rasa putus asa, dan saya benar-benar mengirim 5.000 email selama 20 hari. Benar-benar gila sih. Usaha itu menghasilkan beberapa ratus respons, 15 panggilan telepon, dua wawancara, dan nol tawaran pekerjaan," kata Kevin.
![]() |
Prinsip lain yang bisa menjadi panduan ialah kemampuan belajar, bergerak dan mengatasi tantangan berikutnya ketika skala usaha mulai membesar. Menurut dia, pertumbuhan perusahaan yang cepat adalah tantangan yang harus dihadapi, dan di sisi lain juga menjadi problem karena berpotensi menyalip banyak perusahaan yang sudah ada sebelumnya.
Pelajaran berharga saat mendirikan Gojek ialah banyak bisnis di luar sana yang produknya tidak cukup baik di pasar sehingga perlu ada perusahaan baru, dengan dukungan investor, dan layanan yang dibutuhkan konsumen.
"Ketika kami merilis Gojek di 2015, dalam 12 bulan berikutnya order kami melonjak berlipat ganda tiap bulan. Sistem dan organisasi kami belum dapat mengikuti kecepatan order saat itu, karena berkembang begitu cepat. Pertumbuhan yang gila, itu berarti akan lebih banyak modal, dan bisa jadi potensi kehabisan uang. Satu-satunya hal yang tetap konstan dan punya gravitasi yang sama ialah perasaan takut saat Anda menghadapi tantangan baru pada skala yang baru pula," tuturnya.
"Harapan saya, kalian semua bisa sukses, dengan tekad apakah Anda lulus dari Marshall ini untuk mengejar pekerjaan impian. Lebih dari apa pun, saya berharap kalian semua sukses. Terima kasih dan selamat untuk angkatan 2022," sambung Kevin.
![]() |
Dalam kesempatan itu, Dekan USC Marshall School of Business Garrett mengatakan pencapaian Kevin dalam mendirikan Gojek sangat membanggakan karena mampu menjadi perusahaan teknologi dengan layanan terlengkap, 20 layanan on-demand, mulai dari ride hailing hingga sistem pembayaran (GoPay).
Prospek bisnis Gojek juga dinilai mampu menarik investasi besar dari perusahaan AS seperti Google, Facebook, Sequoia Capital, KKR, investor China Tencent, investor Singapura Temasek, dan perusahaan besar lainnya.
"Di 2021, Gojek bersinergi dengan Tokopedia dan membentuk Grup Goto [PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk], dan menggelar IPO [initial public offering] dengan valuasi mencapai USD30 miliar. Kevin juga masuk daftar Forbes 30 Under 30 Asia 2016 dan Forbes 40 Under 40 Indonesia 2022," ungkap Garret.
Sebelum ikut mendirikan Gojek, Kevin menghabiskan 2 tahun di Zalora Indonesia sebagai Head of Business Intelligence (2012-2014). Sebelumnya dia bekerja sebagai Business Development Manager di Merah Putih Inc., perusahaan investasi yang berbasis di Indonesia (2011-2012) dan sebagai Analis Perbankan Investasi di Salem Partners LLC pada 2010.
Kevin menetapkan arah bagi semua layanan Gojek, pengembangan produk, keberlanjutan keuangan, dan peningkatan operasional. Kevin juga memegang peran kepemimpinan yang signifikan dan efektif memanfaatkan latar belakang di Business Intelligence untuk mempelopori penggunaan data dalam pengambilan keputusan di seluruh bisnis Gojek.
"Dia juga mengembangkan keahlian teknologi mendalam di seluruh tim data, teknik, dan produk, dengan fokus pada peningkatan pengalaman pengguna platform secara keseluruhan," tulis pernyataan resmi USC Marshall.
Simak Video "Tanam Pohon Bisa Sambil Naik Ojol"
[Gambas:Video 20detik]
(akn/ega)