Cerita "Kartini" Traveloka tentang Dominasi Laki-laki di Bidang IT
Hide Ads

Cerita "Kartini" Traveloka tentang Dominasi Laki-laki di Bidang IT

Rachmatunnisa - detikInet
Minggu, 24 Apr 2022 17:30 WIB
Traveloka
Cerita

Bagaimana cara mendorong lebih banyak perempuan terjun ke bidang IPTEK?

Veronica:

Menurut saya, selain kesempatan yang perlu diperluas, perlu juga kegiatan atau gerakan yang memberikan informasi kepada orang tua, perempuan-perempuan muda yang duduk di bangku sekolah, dan juga masyarakat secara umum bahwa ada banyak kesempatan untuk perempuan terjun di bidang IPTEK. Perempuan bisa loh bekerja di bidang yang selama ini banyak dikuasai laki-laki.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di kegiatan sampingan saya sebagai relawan di NGO Generation Girl, saya menemukan bahwa perempuan-perempuan muda usia SD hingga SMA memiliki ketertarikan besar terhadap dunia IT.

Hayyu:

ADVERTISEMENT

Saya melihat saat ini sudah banyak inisiatif-inisiatif yang bertujuan untuk memberdayakan perempuan-perempuan muda untuk bisa terjun di sektor yang mereka minati, tanpa perlu mengkhawatirkan gender.

Inisiatif dan gerakan yang terstruktur dari berbagai pihak dapat menghilangkan bias gender di masyarakat dan pada akhirnya perempuan dapat memiliki kesempatan yang sama dan berprestasi di bidang teknologi.

Kemudian, menurut saya para perempuan yang sudah masuk di industri ini mungkin bisa lebih banyak mengikuti kegiatan-kegiatan yang mengajak dan menginspirasi perempuan-perempuan muda untuk bergabung dalam bidang STEM.

Jika perempuan-perempuan yang sudah terjun di sektor teknologi tapi cuek saja, dampaknya tidak akan terlihat. Kita harus mencoba untuk merangkul perempuan generasi muda agar mau berpartisipasi di bidang ini.

Nadhira:

Penting adanya role model perempuan yang dapat memberikan inspirasi kepada generasi muda untuk berani bermimpi dan menggapai cita-cita.

Hal tersebut juga bisa melalui publikasi-publikasi dari perempuan-perempuan inspirasional yang berhasil di sektor IT misalnya di industri yang sedang naik daun, seperti startup.

Dengan semakin banyaknya figur-figur perempuan yang bekerja dan meraih keberhasilan di perusahaan rintisan ini, maka perempuan-perempuan muda lainnya akan semakin terdorong untuk ikut menekuni sektor ini.

Di Traveloka, saya juga menemukan inspirasi dari para engineer perempuan yang bekerja di divisi tech ini. Mereka menginspirasi saya untuk terus gigih, mengembangkan kemampuan, berinovasi, dan memberikan kontribusi kepada perusahaan maupun masyarakat.

Devina:

Diperlukan peran serta dari berbagai pihak mulai dari hulu ke hilir untuk mendukung pemberdayaan perempuan di bidang IPTEK, misalnya dibukanya kesempatan belajar dan berkompetisi yang sama, serta peluang yang tidak bias gender di dunia kerja.

Jika sudah muncul perempuan-perempuan yang menunjukkan dirinya bisa bekerja di sektor yang masih didominasi laki-laki, saya rasa akan semakin banyak perempuan tertarik untuk menekuni bidang ini.

Selain itu perlu dukungan penuh dari tempat kita bekerja untuk bisa menumbuhkan iklim inklusivitas. Seperti contohnya di Traveloka saya merasakan sekali dukungan perusahaan untuk semua karyawan, tanpa melihat jenis kelamin, untuk dapat tumbuh dan mengembangkan diri demi kemajuan perusahaan.

Khusna:

Cara terbaik menurut saya adalah terciptanya lingkungan yang memang menjunjung kesetaraan untuk mendukung terciptanya inklusivitas. Institusi pendidikan, komunitas, dan dunia kerja bisa menunjukkan bahwa bidang IPTEK terbuka dan merangkul semua orang yang memiliki kemampuan untuk melakukan perubahan, tanpa melihat jenis kelaminnya.

Saya merasa beruntung tidak merasakan perbedaan perlakuan di divisi IT di Traveloka. Kita dinilai berdasarkan performance pekerjaan kita dan semua saling bahu membahu untuk mencapai tujuan perusahaan, bukan berdasarkan gender. Semua orang berhak dan dapat beropini dan berkarya, tentunya dengan dukungan penuh dari perusahaan dan rekan kerja.

Apa harapan kalian untuk para perempuan berkaitan dengan bidang teknologi?

Veronica:

Harapan saya ada lebih banyak partisipasi perempuan di bidang STEM, khususnya di IT. Saya juga berharap, di masa mendatang semakin banyak perempuan-perempuan unggul di sektor teknologi yang melahirkan berbagai inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat, sehingga mereka dapat menjadi role model atau inspirasi bagi generasi muda untuk tidak takut mengejar cita-cita tanpa melihat gender.

Karena saya yakin, seiring berjalannya waktu, perkembangan teknologi akan semakin luar biasa dan membutuhkan sumber daya manusia yang lebih banyak lagi, sehingga peluang bagi perempuan juga akan semakin terbuka.

Hayyu:

Dengan upaya bersama dari berbagai pihak, saya berharap ke depannya rasio perempuan di bidang STEM akan sama dengan laki-laki dan kita bisa memberikan kontribusi positif terhadap pembangunan nasional.

Saya juga berharap perlahan stigma "jadul" yang masih ada di masyarakat dapat berubah, sehingga akan semakin banyak perempuan yang percaya diri dan menekuni bidang STEM.

Nadhira:

Harapan saya ada semakin banyak perempuan Indonesia yang berpartisipasi di bidang STEM, khususnya IT agar semakin banyak inovasi dan layanan-layanan yang pro-perempuan hadir di masyarakat.

Devina:

Saya berharap akan semakin banyak perempuan yang terjun di bidang IPTEK, utamanya di sektor teknologi. Saya yakin bahwa perempuan juga dapat menduduki posisi-posisi strategis, seperti Chief Information Officer atau Chief Technology Officer.

Dengan melihat adanya kesempatan bagi perempuan menduduki posisi tersebut, maka akan semakin besar pula keinginan perempuan-perempuan lain untuk bergelut di bidang teknologi sehingga dapat menciptakan keseimbangan antara proporsi laki-laki dan perempuan di bidang ini.

Khusna:

Saya berharap semakin ke sini, rintangan yang dirasakan perempuan untuk mendalami sektor IPTEK, utamanya IT, akan semakin sedikit. Harapan saya, rintangan yang dirasakan oleh perempuan hanya datang dari bagaimana ia sebagai individu berproses untuk berusaha selalu up-to-date terhadap teknologi yang berkembang pesat, dan bagaimana hal tersebut dapat diterapkan di lingkungannya, bukan dari tekanan dan stigma orang-orang terhadap dirinya sebagai perempuan.

Saya juga berharap agar para perempuan semakin berani mempelajari banyak hal dan selalu memperluas zona nyamannya karena adanya keyakinan bahwa semua hal bisa dipelajari. Perempuan dapat tampil dalam sektor ini, tidak untuk menyaingi laki-laki, tapi untuk berjalan beriringan mencapai tujuan bersama.

(rns/rns)