Rudal Sarmat, Setan dari Rusia yang Jangkau Antar Benua
Hide Ads

Rudal Sarmat, Setan dari Rusia yang Jangkau Antar Benua

Fino Yurio Kristo - detikInet
Kamis, 21 Apr 2022 15:15 WIB
Rusia Luncurkan Rudal Balistik Antar Benua
Uji coba rudal Sarmat. Foto: 20Detik/@AZmilitary1
Jakarta -

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada hari Rabu (20/4) waktu setempat, bahwa Rusia telah berhasil menguji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) Sarmat. Senjata ini disebut-sebut amat mengerikan.

"Senjata yang benar-benar unik ini akan memperkuat potensi tempur angkatan bersenjata kita, memastikan keamanan Rusia dari ancaman eksternal dan membuat mereka yang dalam panasnya retorika agresif, mencoba mengancam negara kita, akan berpikir dua kali," cetus Putin.

Di negara barat, rudal RS-28 Sarmat ini kadang disebut Satan II atau rudal setan. Sarmat adalah rudal berkemampuan nuklir antar benua yang diklaim dapat menembak sasaran di manapun berada.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sarmat adalah rudal yang paling powerful yang punya jangkauan tertinggi di dunia dan akan secara signifikan meningkatkan kapabilitas kekuatan strategis nuklir negara kita," sebut Kementerian Pertahanan Rusia yang dikutip detikINET dari ABC News, Kamis (21/4/2022).

Sarmat disebut akan bisa dioperasikan pada tahun ini juga. Rudal ini disebut bisa menjangkau sasaran sampai jarak 18 ribu kilometer dan kecepatan maksimumnya 25 ribu kilometer per jam.

ADVERTISEMENT

Adapun beratnya mencapai 208 metrik ton, panjang 35,5 meter dan diameternya 3 meter. Desainnya disebut-sebut membuat Sarmat akan sulit dilacak oleh radar.

Rusia memperpendek waktu interval ketika sebuah misil bisa dilacak oleh satelit, misalnya oleh Space Based Infrared System milik Amerika Serikat. Teknologi itu kabarnya membuat pergerakan rudal Sarmat ini sulit diantisipasi.

Halaman selanjutnya, bisa melintas Kutub Selatan>>>

Bahkan ada spekulasi bahwa Sarmat bisa terbang melintasi Kutub Selatan, sehingga kebal terhadap sistem pertahanan rudal masa kini, terutama milik Amerika Serikat.

"Sarmat bisa menyerang target baik dari Kutub Utara dan Selatan. Ini adalah rudal luar biasa dan dengan karakteristiknya, tidak akan terganggu bahkan oleh sistem pertahanan rudal paling canggih," demikian klaim dari Putin beberapa waktu lalu.

Sarmat akan menggantikan sistem sejenis bernama Voevoda dari zaman Uni Soviet. Putin menyebut Voevoda sendiri sudah menyeramkan, apalagi Sarmat yang dibekali kemampuan jauh lebih tinggi. "Sarmat akan dibekali dengan hulu ledak nuklir yang powerful dan beragam," kata Putin.

Di sisi lain, Juru bicara Pentagon, John Kirby mengatakan bahwa Moskow telah memberi tahu Washington tentang uji coba rudal antarbenua tersebut berdasar perjanjian New START 2011, yang membatasi senjata nuklir kedua negara.

"Uji coba itu rutin, dan itu tidak mengejutkan," kata Kirby kepada para wartawan. Menurutnya, Pentagon tidak menganggap uji coba itu sebagai ancaman bagi Amerika Serikat atau sekutunya.

Halaman 2 dari 2
(fyk/fay)