China semakin keras dalam memerangi kecanduan anak di bawah umur, terhadap internet dan video game. Mereka meminta kepada penyedia layanan streaming dan media sosial lainnya, untuk menyisipkan 'Mode Remaja'.

Hal ini dilakukan, dalam upaya untuk membatasi jumlah waktu anak di bawah umur, mengonsumsi konten tertentu. Termasuk menyiasati mereka, agar tidak menghabiskan uang dalam jumlah besar, terkait pembelian item atau hal lainnya di dalam permainan.

"Kami ingin memperkuat tata kelola dunia maya sesuai dengan undang-undang, memperkuat konstruksi konten online dan menciptakan ruang dunia maya, yang bersih bagi sebagian besar netizen, terutama kaum muda," kata Xi Jinping, Presiden China, dikutip detikINET dari The Gamer, Rabu (16/3/2022).

Mereka pun telah menetapkan Rancangan Undang-Undang (RUU) terbaru, di mana bertujuan meningkatkan kesadaran internet pada anak di bawah umur, menetapkan norma konten informasi, melindungi informasi pribadi si anak dan mengendalikan kecanduan internet.

Peraturan tersebut tidak hanya mencakup game, akan tetapi, bentuk hiburan lainnya, seperti audio dan visual. RUU itu bahkan mengharuskan produsen perangkat keras, menerima pengawasan pemerintah dan sosial. Dengan menginstall perangkat lunak dan menyisipkan 'Mode Remaja', sebelum menjualnya kepada konsumen.

Dari dokumen yang diungkapkan, menunjukkan tingkat penetrasi internet di China, telah mencapai hampir 95% terhadap anak di bawah umur. Di mana mereka kerap bingung, ketika menangani informasi ilegal dan buruk saat menerimanya secara online.

Sedikit informasi, China sendiri sudah memperketat aturan bermain game bagi anak-anak sejak tahun lalu. Negeri Tirai Bambu ini, menetapkan waktu bermain game online tidak boleh lebih dari tiga jam selama seminggu.

Para pemain hanya diperkenankan menikmati hiburan tersebut, mulai dari pukul 8.00 dan 21.00, pada hari Jumat, Sabtu dan Minggu. Tujuannya tidak lain, yakni untuk mengatasi masalah kecanduan game pada anak-anak.