Bayraktar TB2 merupakan drone produksi Turki yang belakangan ini diklaim Ukraina mampu menghancurkan konvoi maupun kendaraan perang Rusia. Bagaimana kisahnya Turki berhasil menciptakan drone yang cukup handal itu?
Bayraktar TB2 memang dibanggakan Turki karena tidak saja dipakai untuk militer dalam negeri, negara-negara lain pun banyak yang membelinya. Kabarnya, TB2 sudah dipesan 16 negara, termasuk Ukraina, Azerbaijan, Maroko, Tunisia, Qatar, Kirgistan, dan Turkmenistan.
Adapun seperti dikutip detikINET dari Deutsche Welle, Rabu (9/3/2022) Polandia adalah anggota NATO pertama yang membeli drone itu pada tahun 2021 di mana sebanyak 24 unit untuk ditambahkan ke gudang senjatanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terbang perdana tahun 2014, Bayraktar TB2 bisa membawa persenjataan sampai 150 kilogram dan melancarkan serangan terhadap tank ataupun bunker lawan. Panjang drone ini 6,5 meter dan bentang sayapnya mencapai 12 meter.
Selain menyerang musuh, Bayraktar TB2 bisa pula dimanfaatkan untuk misi pengintaian dari udara. Ia bisa terbang selama 24 sampai 25 jam di ketinggian maksimum 7.300 meter baik pada saat siang maupun malam hari. Kecepatan maksimumnya 220 kilometer per jam.
Dibuat oleh perusahaan Baykar, drone tempur ini lahir sebagai akibat sanksi Amerika Serikat yang melarang ekspor pesawat tak berawak ke Turki. Pasalnya, pesawat semacam itu dicemaskan akan digunakan untuk mengincar Suku Kurdi.
Generasi pertamanya, Bayraktar TB1, diserahkan pada militer Turki di tahun 2011. Barulah kemudian dikembangkan Bayraktar TB2 yang diandalkan sampai saat ini. Adapun generasi ketiganya tengah dipersiapkan.
CEO Baykar, Haluk Bayraktar, pernah menyatakan Bayraktar TB2 adalah murni buatan Turki dan teknologinya pun canggih. "Harus dicatat bahwa tujuan untuk membuat drone ini dimotivasi oleh kemauan untuk berkembang tanpa bergantung ke sumber eksternal," katanya.
Halaman selanjutnya, Bayraktar dibuat engineer Turki >>>