Mewaspadai Potensi Pasangan Selingkuh di Metaverse
Hide Ads

Mewaspadai Potensi Pasangan Selingkuh di Metaverse

Fino Yurio Kristo - detikInet
Rabu, 23 Feb 2022 08:45 WIB
metaverse
Ilustrasi avatar di metaverse. Foto: Dinesh Sivakumar Padmavathi
Jakarta -

Jagat metaverse yang belakangan ini semakin digaungkan, digadang-gadang bakal mampu menyajikan pengalaman virtual layaknya di kehidupan nyata. Dengan avatar mewakili dirinya, orang nyaris bisa melakukan apa saja nantinya, termasuk tak menutup kemungkinan nantinya perselingkuhan.

Berbekal perangkat virtual reality (VR) yang semakin canggih, jagat metaverse pun makin realistis. Adapun hubungan asmara di dunia virtual bukan hal baru. Dulu, game Second Life, pelopor jagat virtual, memungkinkan penggunanya terlibat dalam hubungan semacam itu.

Dunia virtual pun suatu saat nanti, ketika makin banyak digunakan, kemungkinan rentan dengan perselingkuhan. Lantas, seperti apa ukuran seseorang dikategorikan telah serong di jagat metaverse?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

SX Noir selaku presiden Women of Sextech menyebut parameter perselingkuhan di dunia metaverse berpusat pada apakah suatu avatar menyeleweng dengan avatar lain dan kedua-duanya mewakili seseorang yang benar-benar ada, bukan avatar kecerdasan buatan atau sejenisnya.

"Apakah adalah perselingkuhan jika ada orang yang benar-benar nyata di pihak lainnya?" tanya dia. Noir pun menilai perselingkuhan sudah terjadi jika avatar yang diajak berinteraksi adalah orang sungguhan yang sadar akan perbuatannya dan tidak keberatan melakukannya.

ADVERTISEMENT

Hubungan romantis di metaverse bisa bermacam-macam, dari sekadar merayu sampai mungkin saja melakukan hubungan intim suatu ketika nanti.

Walaupun tidak ada kontak fisik, Holly Richmond selaku konsultan pernikahan menilai sudah terjadi perselingkuhan andai seseorang sudah mempunyai pasangan dan melakukan hal itu secara rahasia.

Agar tidak terjadi sesuatu yang tak diinginkan dan meminimalisir kecurigaan, Richmond menyarankan ada baiknya nanti para pasangan saling berkomunikasi dan membicarakan seperti apa batasan berhubungan dengan lawan jenis di metaverse.

Jika tidak, bisa timbul kesalahpahaman. "Itu mengapa satu pihak menilai apa yang dilakukannya di metaverse bukan selingkuh dan pasangannya merasa hancur karenanya," katanya, seperti dikutip detikINET dari Bustle.




(fyk/afr)