Profil Bos Gojek yang Masuk Daftar Tokoh Muda Inspiratif 40 Under 40
Hide Ads

Profil Bos Gojek yang Masuk Daftar Tokoh Muda Inspiratif 40 Under 40

Alfi Kholisdinuka - detikInet
Kamis, 17 Feb 2022 14:35 WIB
CEO dan Co-founder Gojek Kevin Aluwi terpilih sebagai salah satu dari 40 anak muda yang masuk dalam daftar 40 Under 40 dari Fortune Indonesia tahun 2022.
Foto: Dok. Gojek
Jakarta -

CEO dan Co-founder Gojek Kevin Aluwi terpilih sebagai salah satu dari 40 anak muda yang masuk dalam daftar '40 Under 40' dari Fortune Indonesia tahun 2022. Kevin terpilih bersama dengan sejumlah tokoh muda lainnya karena dinilai mampu melakukan terobosan besar dan menginspirasi.

Diketahui, tajuk utama '40 Under 40' ini pertama kalinya dirilis Fortune Indonesia yang berisikan 40 tokoh Indonesia berusia di bawah 40 tahun yang mampu menjadi agen perubahan. Mereka yang dipilih berasal dari berbagai latar belakang, mulai dari pebisnis, CEO, founder perusahaan digital, seniman, olahragawan, sosial hingga pemerintahan.

Selain belum genap berusia 40 tahun per 1 Februari 2022, para tokoh yang dipilih juga dinilai mampu melakukan terobosan, berkontribusi dengan memberi manfaat bagi sesama, dan menginspirasi Indonesia setidaknya dalam 2 tahun terakhir.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kevin masuk bersama dengan nama besar lain seperti Melissa Siska Juminto, Chief Operating Officer (COO) Tokopedia; Nadiem Anwar Makarim, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi; Reza Rahadian Matulessy, aktor; Raffi Ahmad, artis dan pengusaha; Greysia Poli dan Apriyani Rahayu, atlet bulu tangkis; Emil Dardak, Wakil Gubernur Jawa Timur; Gibran Rakabuming Raka, Wali Kota Solo; M. Alfatih Timur, CEO dan Founder KitaBisa.com, dan lainnya.

"Dari hampir 200-an kandidat kuat, Fortune Indonesia mengerucutkan menjadi 40 nama. Pandemi yang masih berlangsung hingga hari ini memang telah mengubah cara kita dalam berinteraksi, bertransaksi, berinvestasi, dan beraktivitas. Sebagian di antara 40 Under 40 itu seakan mampu memberikan jawaban atas perubahan yang terjadi," tulis publikasi Fortune Indonesia, edisi Februari 2022 dikutip Kamis (17/2/2022).

ADVERTISEMENT

Menurut Fortune Indonesia, 40 Under 40 ini mampu menjadi sosok yang bukan hanya bisa bermimpi tapi juga membuktikan serta membawa nama Indonesia ke kancah dunia dengan cara, cerita, dan capaian mereka masing-masing.

Inisiatif dan langkah yang mereka lakukan juga membuka jalan baru bagi Indonesia dan masa depannya. "Meski memiliki jejak rekam yang berbeda-beda, ada persamaan dari mereka: membuka jalan baru bagi Indonesia," tulis Fortune.

Diketahui, Kevin memperoleh gelar Bachelor of Science di bidang Corporate Finance, Entrepreneurship and International Relations dari University of Southern California, Amerika Serikat (AS). Sebelum mendapatkan pengakuan dari Fortune, komitmen Kevin untuk terus berinovasi juga berhasil mengantarkannya masuk dalam daftar 'Forbes 30 under 30 Asia 2016' untuk kategori perusahaan teknologi konsumen.

Halaman Selanjutnya: Perjalanan Karier

Penyuka game, kripto dan buku ini menjabat Co-CEO Gojek pada Oktober 2019 setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunjuk Nadiem Makarim, yang juga pendiri Gojek, menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Jabatan Kevin sebelumnya di Gojek adalah Chief Finance Officer (CFO).

"Awalnya, Gojek itu bisa dikatakan proyek sampingan buat semua orang. Tidak ada satupun co-founder yang hanya mengerjakan Gojek. But I always loved the idea of Gojek. Saya mikir, ini ide hebat, tapi kenapa kok tak ada yang serius mengembangkannya? Saya, Nadiem, dan Mikey [Michaelangelo Moran] sebagai co-founders akhirnya memutuskan secara penuh membangun Gojek," ungkap Kevin

Ketika Gojek dan Tokopedia mengumumkan sinergi akbar di pertengahan tahun 2021 dengan membentuk entitas raksasa GoTo (Gojek, Tokopedia, dan GoTo Financial), Kevin menjadi CEO Gojek. Sebelumnya Kevin bekerja di Merah Putih Inc. dan Zalora Indonesia.

Pengalaman di industri teknologi tersebutlah yang ikut meluruskan jalannya membangun Gojek dari hanya call center di 2010, lalu ikut berperan menggalang dana bagi Gojek pada 2014, meluncurkan aplikasi pada Januari 2015.

"Saya dari awal suka sekali ide Gojek, karena saya juga sering naik ojek pangkalan. Saat masih kerja di Zalora, kantor saya di Bidakara dan saya tinggal di daerah Kuningan, maka saya sering naik ojek. Saya hampir setiap hari pakai ojek langganan, jadi saya yakin bahwa transportasi yang paling efisien di Jakarta itu ojek," tutur pengagum Elon Musk dan Lee Kuan Yew ini.

Sekarang Gojek menjadi on-demand platform terdepan di Asia Tenggara, beroperasi di tiga negara: Indonesia, Singapura, dan Vietnam. Gojek menyediakan akses ke berbagai layanan mulai dari transportasi, pengantaran makanan, logistik, dan lainnya. "Dari awal, Gojek memang didirikan dengan prinsip memanfaatkan teknologi untuk mempermudah kehidupan sehari-hari masyarakat," kata Kevin.

Pada akhir Q3-2021, aplikasi Gojek sudah diunduh lebih dari 221 juta, didukung lebih dari 2 juta mitra driver di Asia Tenggara, dan 1 juta mitra usaha GoFood se-Asia Tenggara, di mana 99% adalah UMKM.

Halaman Selanjutnya: Terobosan dan Inovasi Kevin Aluwi di Gojek

Kevin mengatakan salah satu inovasi penting yang berbasis data di Gojek ialah lahirnya GoFood. Selama 5 tahun mendirikan Gojek, baru ada tiga fitur utama yaitu GoRide, GoSend, dan GoShop. Namun, layanan berbelanja GoShop, ternyata didominasi pemesanan makanan ketimbang kebutuhan harian lain. Inilah yang melatari lahirnya layanan GoFood dan kini menjadi salah satu produk dan bisnis terpenting di ekosistem Gojek.

Kevin menilai momen terberat membangun Gojek ialah terjadi pada akhir 2015 kala Gojek kekurangan dana, apalagi 200 karyawan bergantung di sana. Untungnya, badai berlalu dan mereka berhasil mengamankan putaran investasi berikutnya.

"Mungkin ini salah satu momen paling kritis. Kami khawatir mengecewakan ratusan orang yang mempercayai kami ini, juga ratusan ribu mitra driver yang juga benar-benar percaya pada misi kami," ungkapnya.

Menurut Kevin, Gojek bisa sampai sejauh ini karena kombinasi dari beberapa hal. Pertama, Gojek membangun model bisnis yang berbeda yang benar-benar berasal dari kebutuhan unik konsumen. Kedua, Gojek juga melihat dari sisi pengendara sepeda motor atau dari sisi pengemudi 'ojek', bahwa mereka bisa menjadi lebih produktif.

"Mereka adalah orang-orang yang jujur, pekerja keras, dapat dipercaya yang hanya membutuhkan lebih banyak kesempatan," jelasnya.

Dari sisi kepemimpinan, Kevin lebih condong mendorong karyawan mengedepankan solusi dan dia ingin membantu menciptakan budaya bahwa perusahaan yang lahir di Indonesia bisa membangun produk kelas dunia. "Saya ingin Gojek menjadi tempat inklusif di mana orang-orang terbaik di dunia dari berbagai latar belakang bisa berkembang dan berkarya," pungkansya.