Perempuan Mengaku Diperkosa Virtual di Metaverse Facebook
Hide Ads

Perempuan Mengaku Diperkosa Virtual di Metaverse Facebook

Virgina Maulita Putri - detikInet
Rabu, 02 Feb 2022 16:40 WIB
Mark Zuckerberg mengumumkan pergantian nama baru Facebook menjadi Meta di event Connect 2021. Meta nantinya akan menjadi induk perusahaan yang menaungi Facebook, Instagram, WhatsApp, Oculus, dan lainnya.
Metaverse Facebook Kembali Diterpa Isu Pelecehan Seksual Foto: Getty Images
Jakarta -

Seorang perempuan di Inggris mengaku mengalami pelecehan seksual saat berada di Horizon Venues, dunia virtual besutan Facebook atau yang kini dikenal sebagai Meta.

Perempuan bernama Nina Jane Patel itu menuliskan pengalamannya dalam blog di Medium. Ia mengaku pelecehan itu terjadi langsung dalam beberapa detik setelah ia memasuki dunia metaverse tersebut.

"Dalam waktu 60 detik setelah bergabung -- saya dilecehkan secara verbal dan seksual -- 3-4 avatar laki-laki, dengan suara laki-laki, pada dasarnya, tapi mereka memperkosa saya secara virtual dan mengambil foto," kata Patel dalam blognya, seperti dikutip dari Vice, Rabu (2/2/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Itu sangat surreal. Itu adalah mimpi buruk," sambungnya.

Patel menambahkan saat ia mencoba melarikan diri, avatar-avatar tersebut malah meneriakinya. Ia juga tidak sempat melaporkan dan memblokir avatar-avatar tersebut karena kejadian itu berlalu dengan sangat cepat.

ADVERTISEMENT

Setelah menceritakan pengalamannya, Patel malah mendapatkan komentar jahat, seperti menyuruhnya untuk tidak menggunakan avatar perempuan dan ada juga yang menyebut Patel hanya mencari perhatian.

Ironisnya, Patel adalah Co-founder dan Vice President of Metaverse Research untuk Kabuni Ventures, sebuah perusahaan yang bekerja menyediakan metaverse yang aman untuk anak-anak. Patel saat ini sedang menyelidiki dampak psikologis dan fisiologis dari extended reality (XR).

Horizon Venues merupakan dunia metaverse yang dirancang sebagai tempat berkumpul secara virtual. Di dunia ini, pengunjung tampil sebagai avatar dan bisa melakukan banyak hal yang biasa dilakukan di dunia nyata, seperti nongkrong bareng teman, nonton konser, hingga belanja.

Tapi sejak diluncurkan ke publik pada Desember 2021, layanan ini justru banyak dibicarakan karena masalah pelecehan seksual yang terjadi secara virtual. Seperti seorang beta tester perempuan yang mengaku avatarnya diraba-raba oleh orang asing.

Juru bicara Meta Joe Osborne mengatakan pihaknya sudah mengetahui masalah ini dan akan terus membawa peningkatan ke Horizon Venues untuk membuat pengguna merasa lebih aman.

"Kami menyesal mendengar hal ini terjadi. Kami ingin semua orang di Horizon Venues memiliki pengalaman yang positif, menemukan fitur keamanan dengan mudah yang bisa membantu dalam situasi seperti ini -- dan membantu kami menyelidiki dan mengambil tindakan," kata Meta dalam keterangan resminya.

"Horizon Venues harus aman, dan kami berkomitmen untuk membangunnya seperti itu. Kami akan terus melakukan peningkatan sembari kami mempelajari tentang bagaimana orang-orang berinteraksi di ruang ini, terutama dalam membantu orang-orang melaporkan berbagai hal dengan mudah dan andal," sambungnya.




(vmp/fay)