Puluhan aktivis yang mengaku berjuang untuk mengkampanyekan perubahan iklim menyerbu gudang raksasa toko online Amazon di Inggris, sehingga menimbulkan kehebohan dan gangguan besar. Akibatnya, sebanyak lebih dari 31 orang ditangkap polisi terkait aksi tersebut.
Seperti dikutip detikINET dari BBC, para aktivis yang tergabung dalam kelompok Extinction Rebellion itu menargetkan 13 fasilitas Amazon di Inggris, termasuk fasilitas distribusi terbesar Amazon di negara itu yang berlokasi di wilayah Dumgermline.
Mereka memblokir jalanan dan mengganggu aktivitas pada saat Amazon sedang bersiap menghadapi musim belanja sangat sibuk di akhir tahun 2021 ini. Pintu-pintu gerbang menuju fasilitas Amazon diblokade dengan bambu dan banyak di antara aktivis tidak mau diusir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Aksi ini ditujukan untuk menarik perhatian pada praktik bisnis Amazon yang eksploitatif dan merusak lingkungan, mengabaikan hak-hal para pegawai demi keuntungan perusahaan," demikian kata juru bicara kelompok itu.
Aksi ini tak hanya mengganggu Amazon, tapi juga beberapa bisnis lain yang berada di sekitarnya, misalnya lalu lintas mengalami gangguan yang cukup parah. Namun Extinction Rebellion bersikeras bahwa aksi mereka pantas dilakukan untuk memperingatkan Amazon.
"Kami memiliki saksi-saksi dan juga dari orang-orang yang bekerja di dalam bahwa para pekerja Amazon ini dieksploitasi, bekerja sedemikian lama dan digaji rendah, sehingga itulah yang kami soroti di aksi ini," kata salah seorang aktivis.
Secara total, puluhan orang ditangkap dengan berbagai tuduhan, misalnya mengganggu ketentraman publik. Sedangkan pihak Amazon ketika dimintai konfirmasi menyatakan bahwa mereka selalu melakukan bisnis yang bertanggungjawab. "Kami melakukan tanggung jawab kami dengan sangat serius," kata juru bicara Amazon.
(fyk/agt)