CEO Facebook Mark Zuckerberg mengungkap visi masa depan perusahaannya. Ia mengatakan Facebook akan fokus melayani pengguna anak muda (young adult) dan menggelontorkan miliaran dolar untuk membangun dunia metaverse.
Hal ini disampaikan Zuckerberg dalam panggilan dengan investor setelah pengumuman pendapatan Facebook di kuartal ketiga tahun 2021, dan tidak lama setelah Facebook dan Instagram dilaporkan kehilangan pengguna remaja dan anak muda.
Zuckerberg mengatakan Facebook akan mengerahkan segala cara untuk menarik perhatian anak muda berusia 18 sampai 29 tahun, bahkan jika jalan tersebut akan mengorbankan pengguna yang lebih tua. Merujuk pada kesukesan pesaing seperti TikTok, Zuckerberg mengatakan Instagram Reels akan memainkan peran yang sama pentingnya seperti Stories.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami juga berharap untuk membawa perubahan signifikan pada Instagram dan Facebook di tahun depan untuk lebih condong ke video dan menjadikan Reels bagian yang lebih sentral dari pengalaman pengguna," kata Zuckerberg, seperti dikutip dari Engadget, Selasa (26/10/2021).
Selain itu, Zuckerberg mengungkap Facebook akan melakukan 'retooling' secara internal untuk menjadikan anak muda sebagai fokusnya. Ia menambahkan proses ini akan memakan waktu beberapa tahun.
Facebook belakangan ini ditimpa berbagai masalah terkait pengguna berusia muda. Hasil riset internal Facebook yang bocor mengungkap bahwa Instagram memiliki efek negatif terhadap kesehatan mental remaja. Pada saat yang sama, dokumen internal lainnya mengungkap Facebook dan Instagram mulai kehilangan pengguna berusia remaja dan young adult.
Selain fokus melayani anak muda, Facebook juga akan memprioritaskan pembangunan metaverse yang belakangan ini merupakan ambisi Zuckerberg. Perusahaan yang bermarkas di Menlo Park ini akan mengucurkan USD 10 miliar untuk Facebook Reality Labs, divisi metaverse yang ditugaskan menciptakan perangkat, software serta konten AR dan VR.
Zuckerberg mengatakan metaverse akan mendorong perdagangan digital hingga ratusan miliar dolar. Tapi ia tidak berkomentar soal rencana Facebook mengganti nama untuk menekankan fokusnya ke dunia metaverse.
"Tujuan kami adalah membantu metaverse menjangkau miliaran orang," kata Zuckerberg.
Baca juga: 8 Cara Detox dari Kecanduan Media Sosial |
Dalam kesempatan yang sama, Zuckerberg juga mengomentari bocornya Facebook Papers, rangkaian artikel yang ditulis berdasarkan dokumen internal yang disediakan oleh mantan karyawan Facebook Frances Haugen. Dokumen berisi berbagai masalah internal yang dihadapi Facebook, termasuk upayanya memberantas ujaran kebencian dan misinformasi.
Pria berusia 37 tahun itu menyebut artikel-artikel tersebut sebagai upaya terkoordinasi untuk memberikan gambaran palsu tentang Facebook.
"Pengakuan jujur mana pun harus jelas bahwa masalah ini bukan tentang media sosial. Artinya, apapun yang Facebook lakukan, kami tidak akan pernah bisa menyelesaikannya sendiri," pungkas Zuckerberg.
(vmp/fyk)