Facebook Klaim Ujaran Kebencian Turun Drastis
Hide Ads

Facebook Klaim Ujaran Kebencian Turun Drastis

Josina - detikInet
Selasa, 19 Okt 2021 11:14 WIB
Ilustrasi Facebook
Facebook Klaim Ujaran Kebencian Turun Drastis (Foto: Reuters)
Jakarta -

Facebook kembali menanggapi atas kritikan terhadap platformnya. Sebelumnya, Facebook dituding sengaja membiarkan konten ujaran kebencian eksis untuk mendapatkan keuntungan.

Hal tersebut diungkap oleh mantan manajer produk Facebook Frances Haugen, ia juga mengatakan jika Facebook memanfaatkan algoritmanya untuk menghasilkan banyak konten ujaran kebencian yang disukai pengguna.

Namun demikian Facebook mengatakan konten ujaran kebencian sudah menurun drastis hanya dalam waktu singkat sekitar tiga bulan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Facebook mengklaim penurunan prevalensi hampir 50% selama beberapa kuartal terakhir. Ujaran kebencian hanya menyumbang sekitar 0,05% dari konten yang dilihat penggunanya. Ini berarti hanya sekitar 5 akun yang melihat untuk setiap 10.000 akun pengguna.

Facebook sendiri berfokus pada prevalensi ujaran kebencian yang digambarkan sebagai konten yang benar-benar dilihat pengguna bukan jumlah total konten bermasalah yang ditemukan di platformnya.

ADVERTISEMENT

Platform besutan Mark Zuckerberg ini juga mengatakan secara proaktif menggunakan berbagai teknologi untuk mendeteksi konten bermasalah dan mengirimkannya ke verifikator atau yang mengulas konten tersebut untuk kemudian dihapus.

Pernyataan tersebut datang dari VP of Integrity Facebook Guy Rosen yang secara khusus mengangkat berita terkait rilis konten yang bocor oleh The Wall Street Journal.

Ia mengatakan dokumen yang bocor tersebut digunakan untuk membuat teknologi yang akan memerangi ujaran kebencian.

"Kami tidak ingin melihat kebencian di platform kami, begitu pula pengguna atau pengiklan kami, dan kami transparan tentang pekerjaan kami untuk menghapusnya. Apa yang ditunjukkan oleh dokumen-dokumen ini adalah bahwa pekerjaan integritas kami adalah perjalanan multi-tahun. Meskipun kami tidak akan pernah sempurna, tim kami terus bekerja untuk mengembangkan sistem kami, mengidentifikasi masalah, dan membangun solusi," kata Rosen sebagaimana dikutip detiKINET dari Slashgear, Selasa (19/10/2021).

Ia juga menambahkan prevalensi ujaran kebencian di platform Facebook adalah metrik yang paling penting. Ia secara khusus menyebutkan ambang batas yang tinggi dalam menghapus konten secara otomatis.

"Kami memiliki ambang batas yang tinggi untuk menghapus konten secara otomatis. Jika tidak, kami berisiko membuat lebih banyak kesalahan pada konten yang terlihat seperti ujaran kebencian tetapi sebenarnya tidak, merugikan orang yang kami coba lindungi, seperti mereka yang menggambarkan pengalaman dengan ujaran kebencian atau mengutuknya," ujarnya




(jsn/fay)